Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Kartika Virgianti 16:46 WIB | Senin, 11 Agustus 2014

Penjelasan Lengkap GM PT INKA Terkait Bus Transjakarta Patah

Ilustrasi bus Transjakarta yang patah sambungannya di sekitar Grogol, Jakarta Barat. (Foto: TMC Polda Metro Jaya on Twitter)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – General Manager PT. INKA, M. Pramudya menjelaskan mengenai pemberitaan patahnya sambungan pada bus Transjakarta merek Inobus, bahwa kejadian sebenarnya adalah patahnya baut di sistem sambungan/artikulasi. Kejadian tersebut terjadi ketika bus beroperasi di koridor 11 pada hari Kamis tanggal 7 Agustus 2014.

Perlu diketahui, Inobus merupakan produk generasi pertama yang diproduksi PT. INKA (persero) pada tahun 2011 dan mulai beroperasi penuh pada awal tahun 2012 di Koridor 11, dengan jumlah total armada 21 unit. Bus gandeng bermesin belakang ini, terdiri dari body depan dan body belakang yang disambungkan dengan sistem artikulasi dan ditutup dengan penutup harmonica.

Melalui pres rilis pada Minggu (10/8), berikut Pramudya menjelaskan kronologis kejadiannya.

Begitu terdengar ada suara tidak normal di sambungan, maka pengemudi menghentikan bus dan segera memindahkan penumpang. Selanjutnya karena diminta mundur oleh petugas lalu lintas, maka bus dimundurkan.  Padahal, hal itu tidak sesuai SOP (standard operational procedures) yang juga sudah dipahami oleh para pengemudi,  bahwa bila  terjadi kondisi seperti  dijelaskan di atas, seharusnya bus harus tetap dimajukan ke depan secara perlahan ke lokasi yang aman. Namun karena mengikuti perintah petugas, maka terpaksa dimundurkan.

Ketika dimundurkan, membuat body belakang bus tertarik kebelakang, sedangkan body depan tetap pada posisinya, sehingga penutup harmonica terlepas dan  membuat body belakang terlihat terlepas dari sambungan body depan. Namun setelah teknisi datang dan segera mengganti baut yang patah, maka Bus sudah bisa berjalan normal lagi untuk selanjutnya dibawa ke pool Damri guna investigasi lebih lanjut. 

Disebabkan Baut yang Patah

Pramudya menegaskan dalam kejadian tersebut, penyebabnya karena baut patah, bukan karena body atau ada bagian chassis yang patah. Baut untuk mengikat sistem artikulasi ini ke chassis ada 8 buah dan patahnya baut tersebut memang sebenarnya tidak perlu terjadi. 

Kejadian semua baut patah ini bisa disebabkan karena kekencangan baut sudah tidak sesuai dengan torsi yang disarankan/ baut longgar yang disebabkan karena beban dinamis yang berlebihan atau ada sebagian baut yang cacat operasional tapi belum sempat diganti.

Namun penyebab utama yang lebih perlu dicermati dari hal tersebut, adalah karena beban operasional yang melebihi desain normal, seperti beban penumpang yang sering overload, ketidak rataan jalan yang ekstrem di beberapa tempat, dan waktu perawatan harian yang relatif singkat.

Sistem sambungan yang digunakan di Inobus sudah menggunakan produk yang paling baik dari yang ada sekarang, yaitu menggunakan produk dan teknologi Jerman merk Hubner, yang merupakan produsen terbesar di dunia untuk system artikulasi baik untuk Bus maupun Kereta Api.

Bus gandeng ini merupakan produksi dalam negeri. Dalam desain dan aplikasi pemasangan juga diinspeksi dan dikomunikasikan dengan pihak produsen Hubner, untuk memastikan sistem sambungan/artikulasi bisa berfungsi dengan baik.

Selain itu, untuk komponen utama lainnya juga menggunakan teknologi yang sudah teruji seperti, transmisi dari Jerman, pilihan mesin dari Amerika atau Korea, dan juga dalam tahap desain dan tahap produksinya didukung dengan komunikasi teknis yang sangat baik yang komponennya berasal dari produsen ternama tersebut.

Perawatan Akan Libatkan Produsen

Untuk meminimalisasi kejadian tersebut tidak terulang lagi, PT. INKA sangat mendukung rencana pemprov DKI dan Transjakarta untuk melibatkan pihak produsen atau Agen Pemegang Merek (APM) dalam kontrak servis perawatan. Sehingga pihak produsen bus bisa langsung mendukung penuh operator dalam perawatan periodik khususnya untuk komponen-komponen utama. Hal itu supaya operator juga bisa konsentrasi dalam bisnis intinya yaitu operasional bus dengan lebih baik.

Dalam hal ini operator bus perlu didukung untuk memastikan perawatan di sistem sambungan bisa dilakukan dengan lebih baik. Selain itu, saat ini juga tim INKA bekerjasama dengan teknisi Damri sedang melakukan penyempurnaan sambungan di sistem artikulasi, guna menjamin keamanan di area artikulasi di seluruh armada bus Koridor 11 tersebut.

Untuk menjamin umur komponen artikulasi bisa tahan lebih lama, sebenarnya  sudah dilakukan antisipasi dengan menggunakan baut spesifikasi tertinggi. Serta telah direkomendasikan dilakukan pengecekan detil baut atau penggantian bila diperlukan setiap 6 bulan sekali, di samping perawatan harian, dengan mempertimbangkan beban operasional busway yang sangat berat.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home