Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 22:25 WIB | Sabtu, 21 Januari 2017

Penjualan Cabai Rawit Merah Anjlok di Madiun

Ilustrasi. Sebuah foto dokumentasi menggambarkan pedagang menata cabai rawit dagangannya di Pasar Larangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (17/3/2016). (Foto: Antara/Umarul Faruq)

MADIUN, SATUHARAPAN.COM - Penjualan cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisonal di Kota Madiun, Jawa Timur, merosot tajam akibat tingginya harga komoditas ini yang masih berada pada kisaran Rp 95.000- Rp 100.000 per kilogram.

Salah satu pedagang cabai di Pasar Besar Madiun, Kesi, mengungkapkan sebelum harga  naik, ia punya stok cabai 20 kg per hari. Namun, setelah harga melejit, ia hanya bisa menjual lima kilogram saja.

"Pembeli semua mengurangi belanjanya. Pelanggan juga membeli cabai hanya setengah, bahkan hanya seperempat kilogram saja," kata Kesi seperti dilansir dari Antara, hari Sabtu (21/1).

Hal sama dikatakan Yatin. "Harga cabai masih mahal. Akibatnya orang-orang atau pembeli tidak mau beli dalam jumlah besar," kata Yatin.

Ia menjelaskan, kenaikan harga cabai terjadi karena minimnya pasokan dari petani akibat musim hujan yang membuat cabai mudah busuk dan gagal panen.

Sedangkan di Pasar Sleko, masih kota yang sama, para pedagang memutuskan mengurangi stok seperti  dilakukan Kartini yang sejak harga cabai naik sampai Rp 80.000 telah mengurangi jualannya.

"Sebelumnya, bisa menjual hingga mencapai 10 sampai 15 kilogram cabai rawit per hari. Sekarang bisa lebih dari lima kilogram saja, sudah bagus," kata Kartini.

"Dulu uang Rp 25.000 hingga Rp 30.000 sudah dapat satu kilo, sekarang hanya seperempat kilogram saja," timpal seorang pembeli bernama Sukmawati.

Para pedagang dan konsumen berharap kondisi kembali seperti dulu ketika harga cabai normal.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home