Loading...
BUDAYA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 06:00 WIB | Selasa, 13 Mei 2014

Pentas “Kereta Kencana”, Penyambutan Menanti Ajal

 Pentas “Kereta Kencana”, Penyambutan Menanti Ajal
Pementasan "Kereta Kencana", penyambutan ajal sepasang suami istri yang berusia dua abad. (Foto-foto: Diah A.R)
 Pentas “Kereta Kencana”, Penyambutan Menanti Ajal
Ekspresi Sang Suami yang diperankan oleh Budi Klontonk.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ajal merupakan sesuatu yang tidak bisa diprediksi manusia. Tidak banyak orang dalam hidupnya sanggup dan siap menyambut datangnya kematian tersebut. Namun, tidak dengan pasangan suami istri ini. Dalam pentas teater “Kereta Kencana”, pasangan suami istri yang telah lanjut usia itu menyambut kematian dengan cara yang berbeda.

Adalah seorang pasangan suami istri yang telah berumur terlalu tua dan tak kunjung meninggal. Mereka menunggu kematian dikala mendengar suara yang mengatakan mereka akan dijemput sebuah kereta kencana pada tengah malam.

Mendengar hal itu, sang istri lalu bergegas menemui suaminya dan bertanya apakah suara yang keras itu adalah suara suaminya. Namun, sang suami hanya menggelengkan kepalanya dan berkata bahwa suara itu bukanlah suaranya. Kemudian mereka berdua menyimpulkan bahwa suara tersebut merupakan pesan bahwa mereka akan meninggal pada tengah malam itu dengan menggunakan kereta kencana.

Menyambut kabar gembira tersebut, pasangan ini mencoba menyambut hari kematian mereka dengan cara yang berbeda yaitu bernostalgia dengan masa lalu mereka sambil sedikit memperagakan apa yang terjadi pada masa silam.

Pertunjukan tersebut ditutup dengan permintaan sang suami kepada istrinya supaya membacakan sajak Van Ostajen yang bernama Malopee dan permintaan sang istri kepada suaminya untuk membacakan sajak Huesca. Setelah selesai membaca sajak atas permintaan pasangannya, suami istri ini pun mendengar bunyi kereta kencana yang akan menjemput mereka. Kemudian mereka meninggal sambil keduanya memegang daerah jantung.

Dengan akting yang menawan, dalam pentas teater “Kereta Kencana” yang digelar pada Senin (12/5), Budi Klontonk yang berperan sebagai suami tersebut mampu membuat penonton terpukau dan tertawa melihat tingkah kakek dan nenek yang sedang menyambut ajal tersebut.

Peran Budi Klontonk tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak mampu bersinergi dengan peran sang istri yang diperankan oleh Piala Dewi Lolita.

Drama “Kereta Kencana” ini merupakan naskah adaptasi dari naskah teater Prancis, Les Chaises yang merupakan sebuah karya Eugene Ionesco. Naskah ini kemudian diterjemahkan oleh W.S Rendra. Teater Sastra Universitas Indonesia berkesempatan untuk menyelenggarakan pementasan teater ini dalam “Pre-Event Festival 30 Tahun Teater Sastra Universitas Indonesia”.

Pementasan teater tersebut akan digelar selama tiga hari yaitu mulai 12-14 Mei 2014. Jika Anda tertarik dengan dunia teater, Anda dapat datang dan menyaksikannya di Auditorium Gedung IX Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home