Loading...
MEDIA
Penulis: Melki Pangaribuan 19:22 WIB | Sabtu, 11 Juli 2015

Penyelundupan Trenggiling Beku Picu Kemarahan Di Medsos

Trenggiling ini ditemukan dalam keadaan beku dan disamarkan sebagai ikan. (Foto: bbc.com)

SURABAYA, SATUHARAPAN.COM - Upaya penyelundupan sekitar 1,3 ton trenggiling di bandara Surabaya dalam bentuk dibekukan menyulut kemarahan di media sosial, di tengah maraknya perdagangan binatang yang dilindungi ini.

Petugas bea cukai Surabaya berhasil menggagalkan penyelundupan 1.390 kg trenggiling beku yang akan dibawa ke Singapura.

"Berkas perkara penyidikan oleh jaksa penuntut umum sudah dinyatakan lengkap," kata Samsul Hadi, dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur.

"Untuk kasus kemarin, ditemukan sudah dalam kondisi mati, beku dan tanpa sisik," kata Samsul.

Binatang yang ditetapkan sebagai binatang yang hampir punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) ini disamarkan sebagai ikan segar saat akan dikapalkan secara ilegal.

Harga Yang Fantastis

Bulan April lalu, petugas di Medan menyita puluhan trenggiling hidup dan sekitar lima ton daging yang siap dikirimkan ke luar negeri.

“Perdagangan binatang yang dilindungi ini tetap marak walaupun sudah dilakukan pengawasan,” kata Samsul.

"Marak mungkin karena harganya yang fantastis," kata Samsul.

Sejumlah laporan menyebutkan satu kilogram daging trenggiling dijual sekitar Rp 5 juta.

"Pengawasan (dilakukan) di daerah yang rawan perburuan trenggiling, (tempat) keluar masuk peredaran tumbuhan dan satwa liar seperti di pelabuhan dan bandara. Tapi masih ada juga yang masih lolos," katanya.

Timbulkan Kemarahan

Foto trenggiling dalam bentuk beku ini menimbulkan kemarahan di media sosial. Facebook BBC Indonesia menerima lebih dari 300 komentar dan foto-foto trenggiling ini dibagikan lebih dari 400 kali.

Annisha Noviharini, di antaranya menulis, "Miris. Enggak cinta sama negeri sendiri, hewan asli negeri sendiri yang hampir punah malah diselundupin."

Sementara itu, Maulana Yusuf mengatakan, "Cuma demi uang korbanin harta nusantara ini??? Sangat tercela!!!"

Selain itu, Sudiyanti Sudirman menulis, "Dihukum penjara seumur hidup saja bagi yang melakukan kejahatan begini. Merusak keseimbangan ekosistem itu mengarah pada kerusakan bumi dan punahnya manusia."

Pada Mei lalu, para petugas di Surabaya menyita upaya penyelundupan burung kakatua di botol, cara yang kejam menurut banyak pengguna media sosial. (bbc.com)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home