Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 14:14 WIB | Jumat, 29 Juli 2016

Perenang Pengungsi Suriah Siap Unjuk Gigi di Olimpiade

Perenang Pengungsi Suriah Siap Unjuk Gigi di Olimpiade
Perenang putri asal Suriah yang tergabung dalam kontingen negara pengungsi, Yusra Mardini. (Foto: albawaba.com).
Perenang Pengungsi Suriah Siap Unjuk Gigi di Olimpiade
Perenang putri asal Suriah yang tergabung dalam kontingen negara pengungsi, Yusra Mardini (kanan) saat didampingi pelatihnya, Sven Spannenkrabs (kiri) dalam sesi latihan. (Foto: takepart.com)

RIO DE JANEIRO, SATUHARAPAN.COM – Perenang putri asal Suriah yang tergabung dalam kontingen negara pengungsi, Yusra Mardini, mengatakan saat ini sudah berada di Rio De Janeiro, Brasil dan mempersiapkan diri menghadapi Olimpiade 2016.

Dalam pesta olahraga dunia yang akan dimulai hari Jumat (5/8) mendatang, Mardini mengatakan dia memberi informasi setiap hari tentang kegiatan yang dia lakukan mulai dari persiapan sampai aktivitasnya sehari-hari di fanpage facebook resmi miliknya “Yusra Mardini – Fanpage”  

“Saya melihat banyak hal yang ingin saya ceritakan dalam kehidupan saya,” kata Mardini dalam akun di fanpage facebook resmi miliknya “Yusra Mardini – Fanpage”, hari Kamis (28/7).   

Mardini meminta dukungan banyak orang untuk kontingen pengungsi, karena keikutsertaan mereka di ajang olahraga dunia tersebut adalah yang pertama kali.

“Saya akan melakukan yang terbaik,” kata Mardini.

Sementara itu di situs resmi Olimpiade 2016, rio2016.com dia menjelaskan kegiatan berenang dan air merupakan aktivitas yang tidak terpisahkan dalam hidupnya.

Berlomba di ajang olahraga terbesar dunia, merupakan hal yang sama sekali tidak dia kira sebelumnya, dia merasa lega karena Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memberi perhatian bagi pengungsi. “Menjadi pengungsi bukan hal yang memalukan,” kata Mardini.

“Di dalam air kita semua adalah manusia dan tidak ada perbedaan apakah anda warga negara Suriah, seorang pengungsi atau orang Jerman,” kata dia.

Perjalanan Mardini Menyebrangi Lautan

Beberapa bulan lalu, dalam sebuah konferensi pers di Spandau, Jerman. Mardini diperkenalkan Komite Olimpiade Jerman sebagai perenang asal Suriah, namun saat itu Mardini belum terdaftar di kontingen pengungsi.

Beberapa pekan kemudian Yusra Mardini, baru didaftarkan Komite Olimpiade Jerman ke Komite Olimpiade Internasional sebagai atlet yang akan berlaga bersama kontingen negara pengungsi (Refugee Olympic Team/ ROT).

Yusra Mardini mengisahkan saat perang di Suriah belum berkecamuk, dia dan kakaknya, Sara Mardini di akhir pekan selalu menyempatkan diri untuk berlatih berenang di sebuah tempat kebugaran.  

Dia dan kakaknya selalu berlatih di sebuah kolam renang khusus remaja putri di Damaskus, Suriah.

Namun, menurut Yusra, saat perang semakin menghebat latihan dihentikan, apalagi gedung tempat latihan renang hancur.

Yusra Mardini menceritakan walau gedung tempat latihan hancur dia tidak ingin duduk, diam dan menangis.  Pada 2015, Yusra dan adiknya Sarah, pergi meninggalkan rumah mereka di Damaskus, Suriah menuju Beirut, lalu ke Istanbul dan akhirnya tiba di kota Izmir, Turki. 

Dalam perjalanan di Laut Tengah perahu bermesin yang mereka tumpangi bersama dengan sesama warga Suriah lainya mengalami kerusakan mesin.

Kerusakan tersebut tidak hanya di bagian mesin, namun lama kelamaan air mulai masuk meresap ke dalam perahu tersebut. Sehingga dia dan Sarah  berinisiatif menceburkan diri ke laut dan mereka melakukan hal yang tidak mereka duga yakni mendorong dan menarik perahu selama tiga jam hingga mencapai pantai di Pulau Lesbos, Yunani.  

Beberapa bulan kemudian Yusra dan Sara menetap di kamp pengungsian di Spandau, Berlin, Jerman.

Dia bahagia karena menemukan komunitas penggemar renang di Berlin. “Saya lega karena ada yang memberi saya  kesempatan yang sama seperti atlet lain yang akan berlomba  di Rio de Janeiro,” kata dia.

Selama di Jerman, Yusra Mardini mendapat dukungan fasilitas untuk berlatih dari Komite Olimpiade Nasional Jerman (NOC).

Yusra Mardini  menceritakan  walau dia dan saudarinya berhasil selamat dan hidup hingga saat ini namun dia membaca banyak berita di banyak surat kabar kalau banyak pengungsi yang tenggelam saat berusaha menyelamatkan diri di laut.

Dalam kesempatan terpisah, Presiden dan Ketua Panitia Lokal Olimpiade 2016, Carlos Nuzman mengatakan saat ini dia benar-benar mendukung dengan kontingen pengungsi.

IOC akan memutuskan berapa banyak atlet yang bersaing. “Kami tetap membuka diri dan mereka akan menjadi kontribusi yang sangat positif,” kata Nuzman.

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home