Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 21:23 WIB | Sabtu, 25 Januari 2014

Peringatan 3 Tahun Revolusi Mesir dalam Pengamanan Ketat

Pendukung mantan Presiden Mohammed Morsi dan Ikhwanul Muslimin bergerak menuju lapangan Tahrir, hari Sabtu (25/1). (Foto: ahram.org.eg)

KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Ribuan orang di Kairo, Mesir ambil bagian untuk merayakan tiga tahun Revolusi 25 Januari, meskipun ada kekhawatiran terjadi serangan teroris. Sementara itu polisi membubarkan aksi protes tang dilakukan Ikhwanul Muslimin terhadap pemerintah sementara.

Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan dua pawai yang terpisah menuju Masjid Mostafa Mahmoud ke Tahrir Square, hari Sabtu (25/1) di Kairo.

Sebuah barisan dari Ikhwanul Muslimin berpawai  di jalan yang berbeda, sementara kelompok yang merayakan tiga tahun revolusi berkumpul secara terpisah di depan masjid dalam persiapan menuju ke Tahrir Square.

Perayaan ulang tahun ketiga revolusi oleh para pendukung pemerintah sementara dimulai  hari Sabtu, di tengah pengamanan ketat setelah sehari sebelumnya terjadi empat serangan bom di Kairo dan tempat lain.

Anggota Partai Wafd, Partai kemerdekaan Mesir, bersama Tamarod, sebua kelompok yang namanya bererti pemberntak, memelopori protes yang mengarah pada penggulingan Presiden Mohammed Morsi Islam, menyerukan rakyat Mesir untuk bergabung dalam perayaan di Tahrir Square.

Warga memasuki lapangan yang merupakan simbol perlawanan dengan melewati alat detektor logam. Helikopter militer juga melayang di atas daerah tersebut.

Banyak bendera Mesir berkibar di sekitar lapangan Tahrir dan sejumlah poster menampilkan  panglima militer Jenderal Abdel Fattah  El-Sisi. Sebuah panggung telah didirikan untuk perayaan pada malam sebelumnya.

Pendukung El-Sisi

Banyak kota utama lainnya di Mesir juga merayakan revolusi itu. Massa melambaikan bendera Mesir dan membawa gambar Jenderal El-Sisi,  berkumpul di Alexandria Sidi Gaber serta di Sohag, Fayoum dan Aswan di Mesir Hulu.

Di Alexandria, pendukung El-Sisi berkumpul di Sidi Gaber dan lapangan Al-Ibrahim Qaed menyerukan agar panglima militer itu menjadi calon presiden.

Sementara itu, Front Jalan Revolusi, sebuah koalisi beberapa kelompok politik yang menentang militer maupun Ikhwanul Muslimin, termasuk Revolusi Sosialis, Gerakan Pemuda Liberal 6 April dan Partai Mesir, merencanakan untuk mengadakan pawai kedua di lapangan Tahrir.

Para pendukung presiden terguling,  Mohammed Morsi juga berencana melancarkan protes di seluruh negeri terhadap apa yang mereka gambarkan sebagai kudeta pada Juli lalu. Pendukung Morsi berbaris di beberapa bagian kota Kairo, di mana 10 pengunjuk rasa ditangkap di Giza dan Haram di barat Kairo. Mereka dibubarkan oleh pasukan keamanan, dan di Faisal mereka dibubarkan oleh warga yang pro militer.

Di Alexandria, pendukung Ikhwanul Muslimin mengadakan aksi unjuk rasa menuntut dikembalikannya Presiden Morsi. Mereka meneriakkan, "Morsi adalah presiden bagi jutaan rakyat" dan menyatakan bahwa mereka "ingin mati syahid."

Jenderal Nasser El-Abd, perwira tinggi polisi di Alexandria, mengumumkan bahwa pasukan keamanan telah menangkap puluhan demonstran pro  Ikhwanul Muslimin yang membawa bom molotov dan senapan angin. Pasukan keamanan menggunakan gas air mata untuk membubarkan unjuk rasa.

Pengamanan Ketat

Sebelumnya, militan tak dikenal menembakkan senapan angin di Tahrir Square pada Sabtu dini hari, melukai satu orang yang tengah menuju lapangan itu. Pasukan keamanan menutup semua jalan menuju gedung Kementerian Pertahanan di Abbasiya mengantisipasi kerusuhan.

Perempatan di  dekat Masjid Rabaa Al-Adawiya di distrik Nasr City, Kairo, di mana selama enam pekan demonstran pro Morsi menggelar aksi padaAgustus lalu, juga ditutup.

Pada hari Jumat terjadi empat ledakan yang menargetkan lembaga polisi dan pos-pos pemeriksaan membunuh enam orang dan melukai 80 orang. Sebuah kelompok yang terinspirasi Al-Qaeda, Ansar Beit Al - Maqdis (Partisan Yerusalem), mengaku bertanggung jawab atas pemboman di Direktorat Keamanan Kairo.

Kelompok itu mengklaim sejumlah serangan militan mematikan sejak penggulingan mantan presiden Mohammed Morsi bulan Juli, dan memperingatkan Mesir dalam sebuah pernyataan audio yang akan melawan mereka yang turun ke jalan pada hari Sabtu.

Ikhwanul Muslimin, dicap sebagai organisasi teroris oleh pemerintah sementara Mesir, namun membantah terkait dengan ledakan pada hari Jumat. Pendukung Morsi juga turun ke jalan pada hari  Jumat dan bentrok dengan pasukan keamanan. Lima belas orang dilaporkan meninggal dalam kekerasan di Kairo, Giza, Alexandria dan Ismailiya. (ahram.org.eg)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home