Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 09:43 WIB | Minggu, 06 Desember 2015

Pernyataan Surat Terbuka untuk Setya Novanto Berhenti dari Jabatannya

Pernyataan Surat Terbuka untuk Setya Novanto Berhenti dari Jabatannya
Salah satu peserta yoga saat memperlihatkan salah satu tuntutan meminta Ketua DPR Setya Novanto untuk berhenti dari jabatannya karena dinilai tidak memberikan teladan kepada generasi penerus bangsa. Pernyataan itu disampaikan oleh Perempuan Indonesia Antikorupsi (PIA) pada saat kegiatan yoga yang digelar di Taman Suropati, Jalan Pangeran Dipoenogoro, Jakarta Pusat, Minggu (6/12) (Foto-foto: Dedy Istanto).
Pernyataan Surat Terbuka untuk Setya Novanto Berhenti dari Jabatannya
Salah satu peserta saat menata susunan kertas bertuliskan tuntutan untuk meminta Ketua DPR Setya Novanto untuk berhenti dari jabatannya karena dinilai tidak memiliki teladan bagi generasi penerus bangsa.
Pernyataan Surat Terbuka untuk Setya Novanto Berhenti dari Jabatannya
Peserta perempuan saat mengikuti yoga yang digelar di Taman Suropati, Jakarta Pusat yang menyampaikan surat terbuka untuk Ketua DPR Setya Novanto untuk berhenti dari jabatannya.
Pernyataan Surat Terbuka untuk Setya Novanto Berhenti dari Jabatannya
Salah satu peserta yoga saat menyusun pernyataan melalui sebuah kertas berisi tentang tuntutan salah satunya meminta Ketua DPR Setya Novanto untuk berhenti dari jabatannya.
Pernyataan Surat Terbuka untuk Setya Novanto Berhenti dari Jabatannya
Para peserta yoga yang mayoritas diikuti oleh kaum perempuan digelar di Taman Suropati, Jakarta Pusat usai menyatakan surat terbuka ditujukan kepada Ketua DPR Setya Novanto untuk berhenti dari jabatannya.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Perempuan Indonesia Antikorupsi (PIA) menyatakan sembilan butir surat terbuka untuk Ketua Dewan Perwakila Rakyat (DPR) Setya Novanto untuk berhenti dari jabatannya. Pernyataan surat terbuka tersebut disampaikan dalam kegiatan yoga yang digelar di Taman Suropati, Jalan Pangeran Dipoenogoro, Jakarta Pusat, hari Minggu (6/12). Pernyataan itu merupakan bagian dari bentuk keprihatianan atas dugaan skandal rendah etika dan moral kepemimpinan pejabat publik yaitu dengan adanya rekaman percakapan.

Sembilan butir keprihatinan dan tuntutan PIA diantaranya teladan terburuk seorag pemimpin publik bagi Indonesia dan generasi penerus, kedua miskin integritas, ketiga miskin etika da nilai-nilai moral pemimpin, keempat tidak mampu menjunjung tinggi kebenaran, kelima tidak amanah, keenam keuntungan di atas ketertindasan, ketujuh tidak menyesali kesalahan, kedelapan mengingkari sumpah jabatan sebagai wakil rakyat dan terakhir warisan buruk bagi anak bangsa.

Atas dasar tersebut PIA menuntut Ketua DPR sebagai wujud tanggung jawab tertingginya kepada rakyat Indonesia untuk segera meminta maaf kepada rakyat dan berhenti dari jabatan sebagai Ketua DPR. Diharapkan adanya surat terbuka dan tuntutan tersebut dapat membuka hati nurani dan akal sehat serta kehormatan untuk seluruh rakyat Indonesia dalam memberikan teladan pada generasi penerus bangsa.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home