Dalam Transkrip, Setya Novanto Sebut Jokowi Keras Kepala dan Berbahaya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Berbeda dengan pernyataan Ketua DPR, Setya Novanto, yang mengatakan bahwa dirinya membela kehormatan dan wibawa Presiden Joko Widodo dalam pertemuan dengan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia yang ramai diperbincangkan, transkrip lengkap yang diperdengarkan di depan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR justru mengungkap fakta sebaliknya. Setya Novanto justru banyak mengeritik Jokowi.
Dalam transkrip yang diperoleh oleh satuharapan.com, terungkap bahwa Setya Novanto menganggap Jokowi koppig (keras kepala) dan berbahaya.
"Pengalaman saya ya Pak. Presiden ini agak koppig (kopeh, Bahasa Belanda) tapi bisa merugikan semua," kata Setya Novanto.
Rekaman pembicaraan ini diperdengarkan di DPR dan Menteri ESDM, Sudirman Said, telah mengkonfirmasi bahwa rekaman yang diperdengarkan tersebut identik dengan transkrip yang diperolehnya.
Untuk memperkuat pendapatnya bahwa Jokowi keras kepala dan berbahaya, Setya Novanto, yang dalam tranaskrip disebut dengan inisial SN, bercerita berdasarkan pengalamannya.
"Contoh yang paling gampang itu PSSI. Apa susahnya ini ya, saya bicara. Saya harus bicara Freeport itu saya bicara dulu PSSI. Saya bilang, Pak Presiden, pengalaman saya zaman SBY, SBY turun tangan. TVOne yang sudah menyiarkan liga dan lakunya bukan main, terpaksa harus dihentikan karena sudah teriak-teriak, ini menyangkut sponsor, pengangguran mereka, menyangkut macem-macem. Jadi bisa menurunkan juga kredibilitas isu-isu presiden," kisah Novanto.
Namun, ternyata, menurut Novanto, Jokowi tetap kekeuh. Ia menirukan Jokowi yang berkata, "Pak Ketua, khusus PSSI saya tidak ada apa-apa, tidak ikut campur dengan pihak mereka. Supaya Indonesia itu bangkit."
Lalu Setya Novanto kembali berusaha meyakinkan Jokowi. Dia katakan bahwa ada peraturan FIFA yang harus dipatuhi. Juga Ketua Mahkamah Agung turut memberikan pendapat dan menyampaikan aspek hukum.
Namun, Jokowi tetap tidak mengubah posisinya.
"Kalau sudah bilang enggak, ya enggak, susah kita."
"Koppignya dia buat bahaya kita.... Ketua MA sampai merasani sama saya enggak berkenan sama presiden. Wah gak cocoklah," kata Novanto.
Setya Novanto bahkan mengatakan Jokowi memiliki ego yang tinggi.
"Kadang-kadang dia kalau egonya ketinggian, ngerusak Pak. Ngono Pak. Makanya pengalaman-pengalaman saya sama dia, begitu dia makin dihantam makin kenceng dia. Nekat Pak. Waah..."
"Berbahaya Pak. Bahaya kalau dia selalu begitu," kata Novanto.
Kekeras-kepalaan Jokowi juga, diungkap Novanto terkait pemilihan kapolri. Menurut dia, Jokowi tetap tidak setuju Budi Gunawan menjadi Kapolri, walaupun Megawati Soekarnoputri menginginkannya. Hingga pada akhirnya Megawati marah kepada Jokowi.
"Di Solo ada Surya Paloh, ada Pak Wiranto pokoknya koalisi mereka, Dimaki-maki Pak, Jokowi itu sama Megawati di Solo. Dia tolak BG. Gila itu, saraf itu. Padahal, ini orang baik, kekuatannya apa, kok sampai seleher melawan Megawati," timpal Muhammad Riza Chalid (MR), salah satu peserta dalam percakapan tersebut.
Editor : Eben E. Siadari
Penasihat Senior Presiden Korsel Mengundurkan Diri Masal
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Para penasihat senior Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, termasuk kepala...