Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 21:35 WIB | Sabtu, 12 Maret 2016

Pertamina akan Bangun Pipa BBM Sepanjang 956 Km

Ilustrasi: Seorang petugas SPBU saat melayani konsumen mengisi BBM di Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat yang hari ini mulai turun untuk harga BBM jenis Pertamax dan Pertalite. (Foto: Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - PT Pertamina (Persero), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, melakukan finalisasi Front End Engineering Design (FEED) proyek pembangunan pipa bahan bakar minyak (BBM) di Pulau Jawa 2016-2019 sepanjang 956 kilometer.

Selain untuk mendukung pipa yang sudah ada, penambahan jaringan pipa ini untuk mengantisipasi risiko pendistribusian BBM ke pelosok daerah.

Tahap awal, Pertamina akan membangun pipa sepanjang 401 km, yakni Lomanis-Rewulu sepanjang 180 km, Lomanis-Tasikmalaya 128 km, dan Cikampek-Plumpang II sepanjang 93 km.

"Saat ini FEED dalam proses penyelesaian. Diharapkan akhir tahun ini konstruksi sudah bisa dimulai," ujar Sofyan Yusuf, Vice President Technical Services Direktorat Pemasaran Pertamina sebagaimana dikutip esdm.go.id, hari Sabtu (12/3).

Mengenai nilai investasi yang dikeluarkan Sofyan menjelaskan, nilai investasi dari pembangunan pipa BBM pada tiga jalur tersebut masih dalam perhitungan. Sedang ketersediaan lahan, untuk jalur pipa menurut rencana menggunakan lahan eksisting Cirebon-Bandung dan Cilacap-Yogyakarta, selain memanfaatkan lahan di sisi jalur kereta api. Pipa yang dibangun nantinya mengalirkan BBM jenis Premium, Diesel, Pertalite, dan Pertamax.

"Jalur pipa nantinya multipurpose. Kami juga akan memprioritaskan local content sepanjang material tersedia di dalam negeri dan harganya cukup kompetitif," ujarnya.

Pertamina berencana menambah jaringan pipa untuk menyalurkan BBM saat ini yang panjangnya mencapai 1.283 km. Total kebutuhan pengembangan pipa di seluruh Jawa mencapai 2.239 km.

Penambahan jaringan pipa tersebut menurut Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro merupakan bagian dari rencana jangka panjang Pertamina untuk meningkatkan cadangan BBM nasional.

Apalagi, kata dia, hingga saat ini Indonesia belum memiliki cadangan penyangga energi nasional. Hanya ada cadangan operasional Pertamina selama 22 hari untuk BBM dan 12 hari untuk LPG.

“Tanpa cadangan penyangga, ketahanan energi Indonesia bisa terancam,” katanya. 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home