Loading...
RELIGI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 17:46 WIB | Jumat, 25 Desember 2015

Pesan Malam Natal GPIB Immanuel: Bernyanyi di Tengah Kesesakan

Para jemaat saat mengikuti ibadah malam Natal yang dilaksanakan di GPIB Immanuel, Jakarta Pusat, hari Kamis (24/12). (Foto: Dok. satuharapan.com/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kelahiran Yesus Kristus merupakan keajaiban tersendiri bagi umat-Nya yang percaya. Pendeta GPIB Immanuel, Denny Matulapelwa dalam pesan malam Natal pada hari Kamis (24/12) ingin membawa jemaat meneladani apa yang dilakukan oleh Maria, ibu Yesus ketika sedang mengandung dalam status perawan.

“Dalam perikop Lukas 1: 46-54, kita bisa melihat Maria bahkan menyanyi ketika sedang mengunjungi Elisabeth yang saat itu juga sedang hamil. Nyanyian Maria itu disebut magnificat yang diambil dari bahasa latin yang artinya Tuhan yang bekerja, berkarya, berkehendak  untuk manusia dalam hal ini Maria,” kata Denny dalam khotbahnya di GPIB Immanuel Jalan Merdeka Timur Jakarta Pusat, hari Kamis (24/12).

Apa yang dialami Maria bukanlah sesuatu yang enak melainkan banyak tantangan yang harus dia hadapi. Bagaimana tidak, saat mengandung, Maria masih berstatus perawan. Secara medis, kehamilan Maria tidak bisa dijelaskan karena dia tidak bersetubuh dengan Yusuf.

Kala itu, Maria harus kuat menghadapi cibiran dan gunjingan orang. Kondisi tersebut diperparah dengan teror dari Raja Herodes yang memerintahkan untuk membunuh setiap bayi Yahudi laki-laki yang lahir saat itu.

Tuhan juga tidak menjanjikan Maria akan melahirkan di tempat yang layak. Bahkan, dia harus melahirkan di kandang domba.

“Magnificat itu menunjukkan respon Maria atas kehendak Tuhan yang ingin memakai rahimnya. Berat tapi tetap dijalani. Maria menyanyi dengan jiwa sekalipun mendapat tantangan. Dia taati itu dengan kerendahan hatinya,” kata Denny.

Dalam ayatnya yang ke-50, Denny mengajak jemaatnya agar memiliki sikap hati seperti Maria. “Dan rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Kita dipanggil untuk bisa seperti Maria. Apakah kita bisa seperti Maria yang bersukacita karena Tuhan?”

Tuhan, lanjut dia, senang kepada orang yang berharap kepadaNya karena manusia tidak bisa berjalan tanpa tuntunannya. Apalagi, di saat sekarang, banyak Herodes yang terus menebar teror kebencian dan ancaman. Ini saatnya orang Kristen bisa mempraktikan apa yang telah dilakukan oleh Maria saat mengandung Yesus, dalam bahasa Ibrani disebut Yeshua Hamasiah, yaitu tetap bernyanyi di tengah kesesakan.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home