Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 07:27 WIB | Rabu, 23 September 2015

PGI Netral Terhadap Gagasan Mendirikan Parpol Kristen

Dari kiri ke kanan: Politisi senior Sabam Sirait, Mantan Sekretaris Jenderal Partisipasi Kristen Indonesia, Drs Supardan MA, dan Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Gomar Gultom. (Foto: Prasata Widiadi)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (Sekum PGI), Pdt. Gomar Gultom, M. Th menyatakan PGI tidak memilih menyetujui atau menolak pendirian atau pentingnya berdiri partai politik (parpol) berbasis Kristen di Indonesia.

“Gereja-gereja  di indoensia di berbagai sidang MPL (Majelis Pekerja Lengkap, red) memilih untuk tidak mengelompok, dan tidak memihak kepada kepentingan kelompok tertentu dalam hal ini partai politik baik partai Kristen maupun partai non Kristen,” kata Gomar kepada audiens di Diskusi Antar Lembaga Keumatan Kristen “Parkindo Menuju Partai?”, hari Selasa (22/9) di Lantai 6, Gedung Sinar Kasih, Jalan Dewi Sartika 136 D, Jakarta.

Gomar beralasan bahwa saat ini banyak pemimpin gereja yang menganjurkan umat untuk netral dalam pemilihan kepala daerah atau pemilihan legislatif. Hanya saja,dalam kenyataannya tidak jarang PGI menjumpai adanya dukungan kepada salah satu calon peserta pesta politik di sebuah daerah.    

“Oleh karena itu agak sulit bagi kami (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, red) mengatakan gereja butuh partai politik atau tidak, karena jawabannya akan sangat berbeda dengan praktiknya,” kata Gomar.

“Dikhawatirkan membentuk partai berlabel Kristen akan mereduksi Injil seolah-olah partai politik berlandaskan Kristen hanya memperjuangkan umat Kristen padahal dalam politik kebangsaan tidak bisa demikian,” kata Gomar.

Gomar menilai berdasarkan realitas sosial politik Indonesia saat ini, partai politik berlabel Kristen tidak otomatis menjadi berkat bagi bangsa Indonesia.

“Karena kami (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, red) saat ini sedang menentang politik berlabel agama, kita juga sedang menghindari pembangunan negara ini berdasar kepada politik sektarian atau kelompok kepercayaan tertentu,” dia menambahkan.

“Sama seperti, misalnya,  kita menentang perda syariah tetapi kita malah mendukung kota Merauke (Provinsi Papua, red) dengan perda Injili,” dia memberi contoh.

Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat enam periode, Sabam Sirait, dalam kesempatan yang sama memberi nasihat terkait dengan pertanyaan pentingkah pendirian partai politik berlabel agama Kristen.

“Gereja-gereja di Indonesia harus konsisten dengan sikapnya, dan menjadi diri sendiri, yang lebih penting adalah melayani dan bersaksi, ” kata Sabam.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home