Loading...
INDONESIA
Penulis: Prasasta Widiadi 07:21 WIB | Rabu, 23 September 2015

Kenapa Sedikit Anak Tuhan yang Duduk Di Parlemen?

Ketua Umum GMKI Ayub Manuel Pongrekun di Diskusi Antar Lembaga Keumatan Kristen “Parkindo Menuju Partai?”, hari Selasa (22/9) di Lantai 6, Gedung Sinar Kasih, Jalan Dewi Sartika 136 D, Jakarta. (Foto: PRasasta Widiadi)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, Ayub Manuel Pongrekun mempertanyakan mengapa sedikit Anak Tuhan (baca: orang Kristen) duduk di parlemen. Padahal pemeluk Kristen merupakan agama kedua dengan terbanyak penganut di Nusantara.

“Kenapa sekarang sedikit orang Kristen yang menjadi anggota parlemen, sekarang ini bukan pertanyaan apakah Parkindo menjadi partai atau tidak,” kata Ayub kepada audiens di Diskusi Antar Lembaga Keumatan Kristen “Parkindo Menuju Partai?”, hari Selasa (22/9) di Lantai 6, Gedung Sinar Kasih, Jalan Dewi Sartika 136 D, Jakarta.

Ayub memberi contoh di Komisi VIII DPR RI  yang diantaranya membidangi urusan agama dan bermitra dengan Kementerian Agama Republik Indonesia. Di Komisi itu hanya seorang Kristen, yaitu Rahayu Saraswati yang menjadi anggota.

Rahayu Saraswati Djojohadikusumo saat menjadi pemateri sebuah acara di DPR RI pada 2014. (Foto: Prasasta Widiadi)

“Saya lihat di Komisi VIII DPR RI sekarang ini kenapa cuma satu anak Tuhan yang menjadi wakil rakyat, itu tidak lain adalah anak Pak Hashim (Rahayu Saraswati Djojohadikusumo),” dia menambahkan.

Ayub berharap apabila Parkindo (Partisipasi Kristen Indonesia) benar-benar nantinya bertransformasi menjadi partai maka harus memberi warna bagi Indonesia.

“Orang Kristen  yang ada di DPR harus menjadi bagian yang berati bagi Indonesia,” Ayub menambahkan.

“Menurut saya Parkindo harus menjadi wadah memperjuangkan banyak hal bagi Indonesia,” dia menambahkan.

Gagasan Partisipasi Kristen Indonesia Kembali ke “Partai” Kristen Indonesia

Partisipasi Kristen Indonesia (Parkindo) merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan di bawah bentukan Yayasan Komunikasi yang memiliki tanggung jawab melaksanakan pengkaderan di bidang politik dengan berlandaskan iman Kristen dan cinta kasih.

Yayasan Komunikasi terbentuk setelah Partai Kristen Indonesia (juga disingkat Parkindo) melebur bersama beberapa partai politik lainnya (Partai Nasional Indonesia, Partai Katolik, Partai Ikatan pendukung Kemerdekaan Indoensia, Partai Musyawarah Rakyat Banyak) menjadi Partai Demokrasi Indonesia pada 1973.

Partai Kristen Indonesia awalnya berdiri pada 1945, dan berpartisipasi pada pemilihan umum pada 1950 sampai dengan 1973.   

Ide awal kembali Partisipasi Kristen Indonesia kembali ke Partai Kristen Indonesia digagas oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partisipasi Kristen Indonesia, Alida Handau Lampe Guyer, yang menyatakan pengalaman sejarah dan tanggung jawab sebagai orang Kristen menuntut Orientasi Millenaris Parkindo (Partisipasi Kristen Indonesia) kembali ke “roh” Parkindo yang semula. Itu adalah partai politik yang berfungsi sebagai “utusan” dalam menyampaikan kebenaran.

“Menginterpretasikan kembali struktur, institusi, undang undan serta berbagai praktik sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat,” kata dia kepada audiens di Diskusi Antar Lembaga Keumatan Kristen “Parkindo Menuju Partai?”, hari Selasa (22/9) di Lantai 6, Gedung Sinar Kasih, Jalan Dewi Sartika 136 D, Jakarta.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home