Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 10:00 WIB | Senin, 13 Juni 2016

Piala Eropa 2016: Ujian Generasi Emas Belgia

Jelang Pertandingan Belgia vs Italia
Raja Nainggolan, gelandang Belgia berdarah Batak menjadi tulang punggung timnas Belgia dalam Piala Eropa 2016. (Skysports.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Belgia datang pada babak final Piala Eropa 2016 dengan semangat yang membuncah untuk memenangai tropi. Dengan skuad perpaduan pemain muda-senior yang merumput pada klub elite liga Eropa, wajar jika pelatih Marc Wilmots berharap banyak pada tim yang diasuhnya.

Sebagai mantan gelandang elegan yang kaya pengalaman pada masanya, Wilmots paham betul dengan tim yang dibawa merupakan salah satu tim terbaik yang pernah dimiliki Belgia.

Di bawah mistar gawang Belgia, Courtois (Chelsea) dan Mignolet (Liverpool) menjadi andalan masing-masing klubnya dengan kepiawaiannya masih menjadi incaran klub-klub papan atas.

Lini pertahanan Belgia saat ini salah satu tim yang susah ditembus. Memasukkan 24 gol dan kemasukan 5 gol selama babak kualifikasi menjadi gambaran bagaimana pertahanan Belgia serta produktivitas barisan penyerangnya. Dalam babak kualifikasi Piala Eropa 2016 gol kemasukan Belgia hanya dikalahkan oleh timnas Rumania (2 gol) dan Inggris serta Spanyol (3 gol).

Kerugian terbesar Belgia adalah cedera Kompany, penjaga pertahanan sekaligus inspirator permainan. Celah yang ditinggalkan Kompany belum bisa diisi pemain lain meskipun Vermaelen, Jordan Lukaku, Alderweireld,  maupun van Buyten tampil cukup impressif pada laga-laga sebelumnya.

Lini tengah Belgia dipenuhi gelandang dengan naluri mencetak gol dari lini kedua. Hazzard, Fellaini, Nainggolan, De Bruyne, Nacer Chadl  ditambah dengan gelandang muda Januzaj memberikan keleluasaan bagi Wilmots dalam mengubah pola permainan menghadapi tim yang berbeda.

Sementara pada barisan depan bisa dikatakan Belgia diisi dengan talenta muda yang haus kemenangan. Lukaku, Carrasco, Benteke, Mertens, jika dalam performa terbaiknya menjadi ancaman yang mampu merepotkan pertahanan timnas lainnya sepanjang pertandingan.

Italia sendiri di bawah kepemimpinan pelatih Conte mengalami sedikit perubahan dalam pola permainan. Setelah kegagalan di Piala Dunia 2014, timnas Italia mulai berbenah dalam hal pertahanan klasiknya catenaccio (grendel). Hasilnya dalam babak kualifikasi grup H Piala Eropa 2016, Italia lolos ke Prancis dengan meraih 7 kemenangan dan tiga kali seri menghadapi tim-tim kuat Kroasia, Norwegia, dan Bulgaria.

Penjaga gawang Buffon yang semakin menua dengan pengalamannya masih menjadi andalan Italia. Sementara di lini pertahanan Bonnuci, Darmian, Florenzi, Barzagli, sejauh ini mampu menerjemahkan pola pertahanan grendel yang di tangan Conte sedikit diubah lebih bertenaga dengan memperkuat lini tengah.

Di lini tengah Conte masih memercayakan De Rossi sebagai dirigennya. Peran unik Pirlo sebagai deep lying midfielder belum tergantikan hingga saat ini. Peran Pirlo ini akan dipercayakan pada De Rossi dengan dibantu El Shaarawy dan Candreva.

Diperkuat dua gelandang yang sebenarnya tidak terlalu muda Motta, dan De Rossi. Menarik sekiranya Conte memberikan peran lapangan tengah kepada gelandang yang lebih muda semisal Bonaventura (Milan), Bertolacci (Inter), ataupun Marco Verrati (PSG).

Sementara di barisan depan Eder, Immobille, Pele, ataupun Insigne, sesungguhnya bisa sedikit menutup lini tengah sekiranya Conte menurunkan tim tuanya.

Kedua timnas sudah saling bertemu sebanyak 21 laga dengan Italia mendominasi kemenangan sebanyak 13 pertandingan, 4 pertandingan dimenangi oleh Belgia, sisanya berakhir imbang. Dalam pertemuan terakhir dalam laga persahabatan 13 November 2015, Belgia mengalahkan Italia dengan skor 3-1.

Dalam kejuaraan Piala Eropa 2016, kedua tim akan bertemu di fase grup E pada 13 Juni 2016 di Stadion Stade de Lyon, Lyon, Prancis pukul 21.00 waktu setempat atau 14 Juni pukul 02.00 WIB.

Prediksi pertandingan

Pertarungan perebutan lapangan tengah akan mewarnai pertandingan semenjak menit awal. Kreativitas De Rossi memainkan peran sebagai gelandang box to box yang memberikan kebebasan bergerak akan beradu dengan duet gelandang Belgia Fellaini-De Bruyne.

Sejauh ini Conte belum menemukan formasi lini tengah ideal. Celah yang kosong di lini tengah akan memaksa barisan penyerang Italia turun menjemput bola. Immobille yang memiliki pergerakan cukup tinggi bisa diandalkan mengisi celah yang ada meskipun akan berdampak pada daya gedor Italia.

Di sisi lain, absennya Kompany meninggalkan lubang pertahanan Belgia sekaligus pengatur serangan. Kekosongan ini bisa diisi dengan menarik sedikit ke belakang peran Nainggolan. Dengan menarik sedikit ke belakang, Nainggolan bisa mendapatkan peran baru yang sebenarnya posisi lama yang ditinggalkan dan menjadi favoritnya: gelandang bertahan sekaligus gelandang serang mirip peran yang dimainkan De Rossi. Ini akan menjadi tantangan Nainggolan.

Belgia sedikit lebih kuat di lini tengah dibanding Italia. Selagi Fellaini-De Bruyne bersama Nainggolan mampu memainkan pola bertahan-menyerang dalam permainan bola pendek, Hazzard diuntungkan untuk maju dari lini kedua Belgia menggempur pertahanan Italia. Itu artinya aliran bola bisa langsung menuju kotak penalti Italia ataupun sekiranya mengalami kebuntuan bisa dibuka oleh Benteke ataupun Lukaku dengan memanfaatkan lebar lapangan.

Jika pelatih Wilmots mampu memainkan tempo permainan anak asuhnya seperti saat mengalahkan Italia di pertandingan persahabatan, tidak ada alasan Belgia kehilangan poin.

Hanya yang harus diingat, jangan pernah percaya pada penampilan Italia yang terkesan datang ke Prancis dengan skuad seadanya. Dengan kondisi yang hampir sama mereka meraih tropi Piala Dunia 2006. Begitupun pada Piala Eropa 2012 melaju hingga final sebelum dihentikan Spanyol.

 

Perkiraan susunan pemain:

Belgia (4-2-3-1) : Courtois (gk), Vermaelen, Jordan Lukaku, Alderweireld,  Vertonghen, Nainggolan, De Bryune, Hazzard, Fellaini, Mertens, Lukaku/Benteke. | pelatih: Marc Wilmots

Italia (5-3-2) : Buffon (gk), Darmian, Chiellini, Bonnuci,  Barzagli, De Sciglio, Candreva/Motta, De Rossi, El Shaarawy/Parolo, Eder, Pelle/Immobille. | pelatih: Antonio Conte

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home