Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 15:45 WIB | Senin, 13 Juni 2016

Suporter Wajib Hormati Lagu Kebangsaan Lawan

Ilustrasi: Pelatih tim nasional Belgia, Marc Wilmots. (Foto: espnfc.com).

PARIS, SATUHARAPAN.COM – Aksi kekerasan antar pendukung berbagai negara menodai Piala Eropa (PE) 2016,  salah satu barometer sepak bola dunia. Aksi kekerasan di PE 2016 menghiasi tiga partai antara lain Inggris menghadapi Rusia, kemudian Polandia melawan Irlandia Utara, dan Jerman kontra Ukraina.

Dua sosok pesepak bola berbeda negara yang masih terlibat aktif di PE 2016 angkat bicara tentang aksi yang jauh dari perdamaian tersebut.

Pelatih Belgia, Marc Wilmots, berpendapat salah satu cara paling mudah untuk meredam konflik antar pendukung yakni seorang pendukung sebuah kesebelasan atau negara tetap menghormati  lagu kebangsaan negara lain. “Setidaknya bisa memberi tepuk tangan,” kata Wilmots seperti yang dia kemukakan di situs berita sepak bola, Four Four Two, hari Senin (13/6).  

Wilmots mengemukakan Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) sebaiknya  tidak menghukum negara atau pesepak bola, namun langsung pelaku kekerasan. “Saya pikir itu perdebatan yang sangat sulit,” kata Wilmots.

Wilmots mengemukakan tindakan kekerasan adalah hal yang tidak dapat dimaafkan seperti perobekan bendera  yang di antaranya dilakukan  oknum pendukung Rusia ke arah tribun suporter Inggris, di laga Grup B Piala Eropa, di Stadion Velodrome, Marseille.   “Saya sedih karena saya sempat melihat seorang laki-laki berlari dengan menggendong anaknya,” kata Wilmots.

Pelatih kelahiran 1969 tersebut menambahkan  sepak bola sesungguhnya adalah sebuah kegembiraan dan bukan sebuah bencana, atau perkelahian.

Penjaga gawang  tim nasional Italia, Gianluigi Buffon, mengatakan bahwa persaingan dan suka cita menjadi satu dalam sebuah pertandingan sepak bola. Penjaga gawang tim nasional Juventus tersebut menyadari tidak mudah bagi sebuah negara  menyelenggarakan  sebuah kejuaraan.

“Apalagi yang berkaitan dengan keamanan banyak orang,” kata penjaga gawang tim nasional Italia tersebut.

Buffon menuturkan Prancis sebenarnya melakukan upaya memperbaiki citra yakni dengan lepas dari bayang-bayang terorisme yang terjadi di Paris pada November 2015.

Penjaga gawang yang mengawali karir sepak bola profesionalnya di klub AC Parma itu mengemukakan akar sesungguhnya dari tindak kekerasan dalam sepak bola karena perilaku suporter dari negara lain yang tidak dapat diterima warga Prancis.

Belgia akan menghadapi Italia di laga perdana Grup E Piala Eropa, hari  Selasa (14/6) dini hari WIB, di Stadion Des Lumieres, Lyon, Prancis.

(fourfourtwo.com).

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home