Loading...
INDONESIA
Penulis: Ignatius Dwiana 15:28 WIB | Senin, 02 Desember 2013

Pidato Refleksi Saparinah Sadli: Memutus Lingkar Kekerasan dengan Bicara Kebenaran

Psikolog dan akademisi Saparinah Sadli. (Foto: Ignatius Dwiana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Koalisi Keadilan dan Pengungkapan Kebenaran (KKPK) selama lima hari membuka ruang untuk membagikan pengalaman pahit, kepedihan, sekaligus harapan para korban dan para penyintas dalam Dengar Kesaksian ‘Bicara Kebenaran, Memutus Lingkar Kekerasan’. Hal ini disampaikan psikolog dan akademisi Saparinah Sadli dalam pidato refleksi ‘Memutus Lingkar Kekerasan dengan Bicara Kebenaran’pada penutupan Dengar Kesaksian di Jakarta pada Jumat (29/11).

“Para korban dan penyintas telah berjuang dalam kegelapan, kesendirian, dengan mengalami intimidasi, dan teror. Yang mengagumkan mereka menghadapinya tanpa pernah menyerah karena dilandasi kekuatan batin dan prinsip hidup yang luar biasa,” kata Saparinah Sadli.

Lanjutnya, “Kami dan para hadirin telah mendengar kebengisan, kekejaman, dan kekerasan yang tak terbayangkan  yang terjadi di tanah air kita terhadap warga kita. Apa yang telah diungkapkan adalah bagian pahit dari sejarah bangsa yang mengetuk hati nurani kita semua. Lima hari ini kita telah mendengar kebengisan yang telah mereka alami sebagai korban dan mereka tetap mengharapkan keadilan.”

Peraih penghargaan Asia Special Lifetime Achievement Award pada 2008 ini menyoroti keberanian dan penghargaan besar kepada para perempuan menghadapi penyiksaan seksual militer, anak-anak Timor Leste yang diambil paksa dari keluarganya untuk di-Indonesia-kan dan lalu dicampakkan, perjuangan penganut minoritas agama yang mengalami kekerasan dan diskriminasi tetapi tidak balik menggunakan kekerasan, para petani dan pemilik tanah adat yang tidak bisa lagi menyanyikan lagu Indonesia Raya karena dirampas tanahnya, dan para pembela hak asasi manusia (HAM), wartawan, aktifis, buruh, penyair, pemantau HAM, dan pekerja perdamaian yang menghadapi pembunuhan, teror, dan ancaman.

“Mendengarkan ketabahan para korban dan survivor yang mengalami pelbagai bentuk kekerasan dan ketidakadilan merupakan modal kemanusiaan untuk terus menerus mengembangkan kebangsaan yang lebih adil dan manusiawi. Juga untuk bersama-sama melakukan perubahan demi kebenaran dan keadilan. Untuk itu dukungan masyarakat sipil adalah penting, tetapi proses reformasi sejati dan menyeluruh harus mulai dilaksanakan dari kepemimpinan negara di pelbagai tingkatan. Termasuk oleh institusi keamanan,” kata Saparinah Sadli.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home