Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:20 WIB | Rabu, 08 April 2015

Pipa Gas Cirebon-Semarang Ditanam di Samping Rel

Ilustrasi pembangunan jalur pipa gas di samping rel kereta api. (Foto: semarangbisnis.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyatakan, sedang menjajaki kemungkinan menggunakan lahan rel milik PT Kereta Api Indonesia untuk menanam pipa gas dari Cirebon ke Semarang.

"Sedang dijajaki kemungkinannya melakukan kerja sama di jalur KAI," kata Kepala BPH Migas Dr Ir Andy Noorsaman Sommeng dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (7/4).

Proyek pembangunan jaringan pipa gas yang tertunda selama bertahun-tahun itu, dipastikan bisa segera terealisasi karena PT Rekayasa Industri (Rekin), yang memenangkan tender, telah menjalin kerja sama dengan dengan PT Pertamina Gas (Pertagas) untuk pembangunan pipa gas yang menghubungkan Jawa Barat dan Jawa Tengah itu.

Menurut Andy, kedua perusahaan tengah melakukan pembicaraan dengan PT KAI untuk bisa membangun jalur pipa gas di samping rel.

Pembangunan jalur pipa gas di samping rel, dinilai bisa memudahkan terwujudnya proyek Trans-Java Pipeline itu lantaran tidak harus membebaskan lahan baru.

"Memudahkan koordinasinya juga karena mungkin cuma harus bayar sewa ke KAI daripada mencari jalur baru," katanya.

Sebelumnya, Rekin dipastikan akan tetap menjadi operator pembangunan jaringan pipa gas Cirebon-Semarang setelah proyeknya tertunda sejak 2006.

Peletakan batu pertama atau "groundbreaking" , pembangunan pipa gas itu rencananya akan dilakukan pada pertengahan tahun.

Menurut Andy, proyek pembangunan pipa sepanjang 260 kilometer dan berdiameter 28 inchi itu tetap harus berjalan dengan pertimbangan proyek lainnya, yakni Gresik - Semarang dan Kalimantan - Jawa juga tengah berlangsung.

"Pertimbangannya kan karena pipa itu dibutuhkan karena proyek yang lainnya yaitu Gresik-Semarang juga sudah jalan," katanya.

Selain itu, jika proyek tersebut bisa terwujud, diharapkan mampu mendorong penggunaan gas untuk publik, misalnya dengan konversi gas alam cair (LNG) jika memungkinkan adanya FSRU (floating storage and regasification unit).

Andy mengatakan, pipa yang dibangun Rekin dan Pertagas nantinya merupakan "open access" dan ditargetkan "on stream" pada 2019.

"`On stream` pada 2019 dan pipanya `open access` jadi bisa memudahkan semua sumber gas bisa ditransportir oleh pipa ini. Pipa Gresik - Semarang dan Kalimantan - Jawa juga kan `open access`," katanya.

Dengan demikian, proses peningkatan penggunaan sumber gas dan pemerataan pembangunan bisa segera terlaksana. (Ant)

 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home