Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:49 WIB | Sabtu, 11 September 2021

PM Inggris: Serangan 9/11 Gagal Memecah Kepercayaan pada Kebebasan dan Demokrasi

PM Inggris: Serangan 9/11 Gagal Memecah Kepercayaan pada Kebebasan dan Demokrasi
Asap tebal mengepul ke langit dari area di belakang Patung Liberty, kiri bawah, tempat World Trade Center berada, pada Selasa, 11 September 2001. (Foto: dok.AP/Daniel Hulshizer)
PM Inggris: Serangan 9/11 Gagal Memecah Kepercayaan pada Kebebasan dan Demokrasi
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, berdiri di samping Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada KTT NATO di Brussels, 14 Juni 2021. (Foto: dok. Reuters)

LONDON, SATUHARAPAN.COM-Serangan kelompok Al-Qaeda pada 11 September 2001 di Amerika Serikat gagal memecah belah mereka yang percaya pada kebebasan dan demokrasi, kata Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan dalam sebuah pesan video yang menandai peringatan 20 tahun hari itu.

Hampir 3.000 orang tewas, termasuk lebih dari 2.600 di World Trade Center di New York, setelah pembajak menguasai pesawat dan menggunakannya untuk menyerang menara kembar World Trade Center dan Pentagon di luar Washington.

Enam puluh tujuh warga negara Inggris termasuk di antara yang tewas.

“Sementara para teroris memaksakan beban kesedihan dan penderitaan mereka, dan sementara ancaman itu berlanjut hingga hari ini, kita sekarang dapat mengatakan dengan perspektif 20 tahun bahwa mereka gagal menggoyahkan kepercayaan kita pada kebebasan dan demokrasi,” kata Johnson dalam pesan video.

“Mereka gagal memisahkan negara kita, atau menyebabkan kita meninggalkan nilai-nilai kita, atau hidup dalam ketakutan permanen.”

Pesan tersebut akan diputar di sebuah acara yang diadakan di Taman Olimpiade London, di mana ada patung peringatan yang dibuat dari baja yang diselamatkan dari menara World Trade Center yang runtuh.

Pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden, merencanakan serangan 9/11 dari dalam Afghanistan. Itu memicu invasi pimpinan Amerika Serikat yang dengan cepat menggulingkan pemerintah Taliban di sana pada tahun 2001, tetapi pasukan Barat tetap berada di negara itu selama dua dekade.

Johnson mengaitkan peringatan 9/11 dengan kembalinya kekuasaan Taliban baru-baru ini di Afghanistan menyusul penarikan pasukan Amerika, Inggris, dan NATO lainnya.

"Peristiwa baru-baru ini di Afghanistan hanya memperkuat tekad kami untuk mengingat mereka yang diambil dari kami, menghargai mereka yang selamat dan mereka yang masih berduka, dan berpegang teguh pada keyakinan kami pada kebebasan dan demokrasi, yang akan selalu menang atas setiap musuh," katanya. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home