Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 18:29 WIB | Senin, 05 Oktober 2015

PM Najib Bersalaman dengan Netanyahu Jadi Kontroversi di Malaysia

Najib Tun Razak (Kanan) Berpapasan Dengan Benyamin Netanyahu (kiri) di di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat. (Foto: greatermalaysia.com)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Tun Razak membantah tuduhan bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat. 

“Ah, saya tidak berjumpa dengan dia, saya tidak sengaja bersenggolan dengan dia dekat pintu masuk ke ruang sidang PBB sebab dia menegur saya. Setelah itu saya berucap,” kata Najib  di hari akhir kunjungan kerja ke Italia, hari Minggu (4/10).

Najib ke Italia selama tiga hari, mulai Jumat (2/10) sampai dengan Minggu (4/10). Foto tersebut menggambarkan Najib yang memandang  Netanyahu di kesempatan di Sidang PBB dan disebarkan di situs sosial.

Najib mengatakan dia sebenarnya bertabrakan dengan pemimpin itu di sebuah pintu di markas PBB setelah Netanyahu selesai berbicara. Mereka berdua tidak terlibat pembicaraan.

Dia mengatakan pada saat itu pemimpin Israel itu sedang menunggu mobilnya.

“Jadi kami bersalaman,  tidak ada  apa-apa, bukan pertemuan. Dia datang secara kebetulan saja,” kata Najib.   

Najib mengatakan jika ia mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel itu tentulah ia dalam kondisi yang lebih formal. Dia mengatakan masyarakat dapat membedakan hal yang benar dan sebaliknya.

“Semua bisa menjadi mendunia. Ketika Anda sudah tercoreng, mereka memberi gambaran yang salah tentang kebenaran. Ini adalah bahaya media sosial," kata Najib.

Pemimpin sebuah kelompok oposisi di Malaysia, Pergerakan Keadilan Sedunia,  Chandra Muzaffar, seperti dikutip Sinar Harian Online, mengkritik pidato Najib di Majelis Umum PBB karena Najib hanya menyuarakan soal hak rakyat Palestina namun tidak mengkritik peran AS dalam kekejaman yang terjadi.

“Kami sadar  posisi Malaysia di PBB. Kita bukan kekuatan besar namun saya juga berpendapat kita bisa memainkan peran yang lebih efektif,” kata  Muzaffar.

Muzaffar mengeritik dalam kasus Palestina memang Malaysia menyuarakan Palestina. “Tetapi kita (Malaysia, red) tidak  memperdebatkan  penyebab utama masalah yang dihadapi Palestina,” kata Muzaffar.

“Kita tidak begitu tegas  mengecam Israel dan AS. Kita hanya menyentuh isu Palestina dan bangkitkan hak rakyat Palestina tapi kita tidak sebut langsung tentang peran negatif yang dimainkan AS. Kita tak sebut langsung,” dia menambahkan.  (sinarharian.com.my/berita.mediacorp.sg)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home