Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 12:01 WIB | Rabu, 20 Juli 2022

Portugal Laporkan 1.000 Lebih Kematian Akibat Gelombang Panas

Seorang pemuda menyiram dirinya untuk melawan gelombang panas kedua musim panas, pada 12 Juli di Madrid. (Foto: Ricardo Rubio/Europa Press)

LISBON, SATUHARAPAN.COM-Portugal melaporkan lebih dari 1.000 kematian akibat gelombang panas, dengan peringatan kepala kesehatan pada hari Selasa (19/7) bahwa negara itu harus bersiap untuk mengatasi dampak perubahan iklim karena suhu terus meningkat.

"Portugal ... adalah salah satu wilayah di dunia yang dapat (lebih) terpengaruh oleh panas yang ekstrem," kata Graça Freitas, kepala otoritas kesehatan DGS, mengatakan kepada Reuters. “Kami harus lebih dan lebih siap untuk periode suhu tinggi.”

Suhu di seluruh Portugal yang dilanda kekeringan melampaui 40 derajat Celcius (104 Fahrenheit) pekan lalu. Meskipun telah turun dalam beberapa hari terakhir, Freitas mengatakan mereka tetap di atas level normal untuk tahun ini.

DGS sebelumnya melaporkan 238 kematian berlebih akibat gelombang panas dari 7 hingga 13 Juli, tetapi Freitas mengatakan jumlah kematian kini meningkat menjadi 1.063 untuk periode hingga 18 Juli.

Suhu tinggi, kekeringan yang sedang berlangsung dan pengelolaan hutan yang buruk menjadi penyebab atas beberapa kebakaran hutan yang melanda Portugal. Petugas pemadam kebakaran juga sedang memerangi kobaran api di negara-negara Eropa selatan lainnya, termasuk di Spanyol.

Carlos Antunes, seorang peneliti di fakultas sains Universitas Lisbon, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa data menunjukkan mereka yang paling mungkin meninggal karena gelombang panas adalah orang tua.

Dia mengatakan jumlah kematian di masa depan akan tergantung, antara lain, pada tindakan pencegahan yang diambil orang untuk melindungi diri mereka sendiri, bagaimana perawatan rumah merawat penghuninya dan adaptasi infrastruktur.

“Dengan adanya perubahan iklim, diperkirakan angka kematian ini akan meningkat, dan oleh karena itu kita harus mengambil langkah-langkah di tingkat kesehatan masyarakat untuk meminimalkan dampaknya,” kata Antunes. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home