Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 02:39 WIB | Kamis, 04 Juni 2015

Presiden Filipina Samakan Tiongkok dengan Nazi Jerman

Presiden Filipina Benigno Aquino membuat komentar dalam pidatonya di parlemen Jepang Rabu (3/6) selama kunjungannya ke Tokyo. (Foto: AFP)

TOKYO, SATUHARAPAN.COM - Presiden Filipina Benigno Aquino pada Rabu (3/6) menyamakan Tiongkok saat ini dengan Nazi Jerman dalam pidatonya di Jepang, mengisyaratkan bahwa dunia tidak bisa terus membiarkan Beijing terus mengklaim lebih banyak teritorial di Laut China Selatan.

Komentar tersebut disampaikan ketika kegelisahan berkembang atas laju program reklamasi lahan yang semakin cepat oleh Tiongkok di perairan internasional, termasuk konstruksi landasan pacu yang cukup panjang untuk pesawat militer yang besar.

“Jika terjadi kekosongan, jika Amerika Serikat, yang merupakan negara adidaya, mengatakan ‘kita tidak tertarik’, mungkin tidak ada rem untuk ambisi negara-negara lain,” ujar Aquino di hadapan para pemimpin bisnis yang hadir di Tokyo ketika ditanya tentang meningkatnya kekuatan Tiongkok dan peran AS dalam memantau hal tersebut.

“Saya seorang pelajar sejarah amatir dan saya teringat tentang... bagaimana Jerman menguji situasi dan menarik respons beragam dari beberapa kekuatan lain di Eropa,” ujarnya mengacu pada penaklukan teritorial oleh Nazi dalam beberapa bulan sebelum Perang Dunia II berkecamuk.

“Mereka menguji respons dan mereka siap mundur jika misalnya dalam aspek itu, Prancis mengatakan (untuk mundur).”

“Tapi sayangnya, pencaplokan Sudetenland, Cekoslowakia, pencaplokan seluruh negara Cekoslowakia, tidak ada seorang pun yang bisa menghentikan.”

"Jika seseorang mengatakan stop pada Hitler tepat waktu, atau pada Jerman saat itu, mungkin kita terhindar dari Perang Dunia II." 

Aquino di Jepang dalam rangka kunjungan kenegaraan selama empat hari, sebelumnya juga sudah berkomentar serupa, membandingkan tindakan Tiongkok dengan aksi Reich Ketiga.
 
"Pada suatu titik Anda mengatakan, 'Sudah cukup'! Nah, dunia juga telah mengatakan itu - ingat bahwa Sudetenland diberikan dalam upaya supaya Hitler tenang dan mencegah terjadinya Perang Dunia II," katanya kepada New York Times tahun lalu.
 
Komentar provokatif itu kemudian memicu kemarahan Beijing, dengan memberi label presiden Filipina "amatir", "bodoh" dan "lumpuh".

Sedangkan komentar Aquino di Jepang itu disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat Barack Obama mencemaskan berkembangnya ketegangan di Laut China Selatan, mendesak kekuatan regional – terutama Tiongkok – untuk menghormati hukum dan berhenti “menyerang.”

Tiongkok telah menolak tuntutan AS supaya menghentikan semua kegiatan reklamasi di Laut China Selatan, dengan mengatakan bahwa itu adalah pelaksanaan kedaulatan dan menggunakan pos-pos militer terluar itu untuk memenuhi tanggung jawab internasional.
 
Beijing bersikeras memiliki kedaulatan di hampir semua wilayah Laut China Selatan, rute pelayaran global yang diyakini banyak mengandung cadangan minyak dan gas, tetapi negara tetangganya menuduh itu adalah ekspansionisme.
 
Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei dan Taiwan juga mengklaim wilayah tersebut. (AFP)

BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home