Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 18:31 WIB | Jumat, 24 Februari 2017

Presiden Jokowi ke Bali Hadiri Rakornas BKPM

Pesawat yang membawa Presiden Joko Widodo beserta rombongan tersebut tiba pada Jumat, 24 Februari 2017, sekira pukul 16.40 WITA. (Foto: BMPI Setpres)

DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Dari Kota Ambon, Provinsi Maluku, Presiden Joko Widodo melanjutkan rangkaian kunjungan kerja ke Provinsi Bali.

Usai menempuh penerbangan selama 2 jam 15 menit dari Bandara Internasional Pattimura, Kota Ambon, Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, mengatakan pesawat yang membawa Presiden beserta rombongan tersebut tiba pada Jumat, 24 Februari 2017, sekira pukul 16.40 WITA.

Di Bali, Kepala Negara akan menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).

“Malam harinya, Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo akan bertolak menuju Sydney, Australia, untuk melakukan kunjungan kenegaraan,” kata Bey, hari Jumat (24/2) sore.

Sebelumnya BKPM bersama Kementerian Pariwisata mempromosikan potensi investasi di sektor pariwisata dan infrastruktur pendukungnya ke lebih dari 400 investor dan calon investor yang hadir dalam "Regional Investment Forum" (RIF) 2017.

Kepala BKPM, Thomas Trikasih Lembong (Tom), mengatakan sektor pariwisata merupakan ujung tombak baru dari upaya pemerintah untuk meningkatkan penanaman modal.

"Sektor pariwisata dan ini yang tidak kalah pentingnya yakni infrastruktur pendukung akan menjadi sektor prioritas untuk menarik investor asing dan domestik," kata Tom dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (23/2).

Tom mengatakan peluang-peluang usaha yang muncul dari infrastruktur pendukung harus dimanfaatkan oleh investor secara optimal.

"Prospek sektor ini sangat besar bila melihat data-data yang ada. Pertumbuhan investasi sektor ini mencapai 18 persen per tahunnya," ujarnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya, yang menjadi pembicara utama dalam forum tersebut menyampaikan bahwa sektor pariwisata adalah alat yang paling murah dan mudah bagi pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mendapatkan devisa asing serta menciptakan lapangan kerja.

Ia mengemukakan, pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia pada tahun 2015 jauh di atas pertumbuhan pariwisata di ASEAN dan dunia.

"Secara umum sektor pariwisata tumbuh 10,3 persen, di atas ASEAN yang tumbuh 5,1 persen dan dunia di level 4,4 persen," jelasnya.

Ada pun terkait infrastruktur pendukung, infrastruktur dasar, yang juga dikenal dengan JALI yaitu jalan, air, listrik dan internet, saat ini sudah menjadi kebutuhan dasar.

"Investasi JALI itu menjadi tugas pemerintah. Yang mengisi dan menghidupkan kawasan dengan amenitas itu, harus menggerakkan `private sector` (sektor swasta)," katanya.

Meningkatkan Investasi

Sementara itu, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM, Himawan Hariyoga, menambahkan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata untuk meningkatkan investasi di sektor pariwisata.

"Arahan Presiden Jokowi yang menargetkan jumlah wisatawan asing mencapai 20 juta tentu membutuhkan kerja keras dan sinergi berbagai kementerian dan lembaga, kami siap mendukung dari sisi investasi," katanya.

Kegiatan forum bisnis yang digelar di Bali, itu terintegrasi dengan "one on one meeting" (pertemuan perseorangan) serta pameran produk-produk perusahaan penanaman modal unggulan. Separuh dari investor dan calon investor yang datamg merupakan kalangan asing.

Regional Investment Forum 2017 menghadirkan pembicara-pembicara utama seperti Dubes RI untuk Tiongkok, Dubes RI untuk Persatuan Emirat Arab, serta perwakilan pelaku bisnis.

Dalam kegiatan tersebut, BKPM mencatat ada 70 pertemuan "one on one meeting", baik antara investor dengan pemerintah daerah maupun investor dengan perusahaan lokal.

Pertemuan tersebut bertujuan untuk mempromosikan potensi investasi pariwisata dan infrastruktur pendukungnya di daerah kepada eksisting investor maupun calon investor, baik domestik maupun asing.

Pasalnya, selama lima tahun terakhir, kontribusi sektor pariwisata pada total realisasi investasi berada di level 2,2 persen atau Rp 51,2 triliun.

Ada pun pada 2016, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sektor pariwisata mencapai Rp 2,2 triliun, sementara penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 12,8 triliun, sehingga total investasi sektor pariwisata Rp 15 triliun.

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home