Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 21:17 WIB | Jumat, 10 Oktober 2014

Presiden Taiwan Dukung Demonstran Hong Kong

Para demonstran propemerintah sedang bersiap-siap untuk melakukan pawai unjuk rasa menuju distrik Admiralty pada 7 Oktober 2014 di Hong Kong. Hong Kong tenggelam ke dalam krisis politik terburuk sejak serah terima pada 1997 saat aktivis prodemokrasi mengambil alih jalan-jalan setelah Tiongkok menolak untuk memberikan hak pilih universal secara penuh kepada warga. (Foto: AFP)

TAIPEI, SATUHARAPAN.COM - Presiden Taiwan Ma Ying-jeou pada Jumat (10/10) meminta Beijing untuk “membiarkan warga menggelar pemilihan secara demokratis terlebih dahulu” saat dia menyatakan dukungan untuk pengunjuk rasa yang telah melumpuhkan beberapa wilayah Hong Kong selama hampir dua pekan.

Taiwan memantau dengan cermat peristiwa di Hong Kong, tempat para aktivis direncanakan akan kembali unjuk kekuatan pada Jumat malam setelah perundingan dengan pemerintah kota itu gagal, memperdalam krisis politik di pusat keuangan Asia tersebut.

Ma, dalam sebuah pidato yang menandai Hari Nasional Taiwan, mendesak Beijing untuk “mengubah sebuah krisis menjadi peluang” dengan memenuhi janjinya untuk memberikan kebebasan sipil di Hong Kong, ketika bekas kolonial Inggris menyerahkan kembali kota itu pada 1997.

“Tiga puluh tahun lalu, saat Deng Xiaoping mendorong reformasi di daratan tersebut, dia memberi usulan untuk membiarkan beberapa orang menjadi kaya terlebih dahulu. Jadi mengapa mereka tidak bisa melakukan hal serupa di Hong Kong, dan membiarkan orang-orang untuk menggelar pesta demokrasi terlebih dahulu ”

Ma mengatakan bahwa dengan melakukan hal demikian, “Tiongkok hanya perlu memperbaiki janji yang dibuat 17 tahun lalu, saat mereka mengatakan bahwa selama 50 tahun mereka akan memungkinkan supremasi Hong Kong dari rakyat Hong Kong, tingkat otonomi yang cukup tinggi, dan pemilihan kepala eksekutif melalui pemilihan umum.”

Hal tersebut akan menjadi “skenario yang sama-sama menguntungkan” baik bagi Tiongkok maupun Hong Kong, serta dorongan besar bagi perkembangan hubungan antara Taipei dan Beijing, tambah Ma.

Taiwan secara khusus prihatin dengan situasi di Hong Kong, sementara Tiongkok ingin menyatukan kembali pulau itu di bawah kesepakatan “satu negara, dua sistem” serupa dengan kesepakatan yang diberlakukan di Hong Kong. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home