Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 19:25 WIB | Kamis, 17 November 2016

Presiden Terima Prabowo di Istana Merdeka

Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan Ketua Umum DPP Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto (kanan) seusai memberikan keterangan pers di teras belakang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/11). Keduanya melakukan pertemuan membahas sejumlah masalah kebangsaan serta terus meneguhkan komitmen menjaga keutuhan NKRI dan "Bhinneka Tunggal Ika" berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang makan siang Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto di Istana Merdeka, hari Kamis (17/11). Presiden mengungkapkan bahwa mereka berbicara banyak hal tentang bangsa dan kebangsaan.

Prabowo menurut Presiden banyak sekali memberi masukan pada Pemerintah.

Usai melakukan pertemuan tertutup, Presiden dan Prabowo menggelar percakapan dengan wartawan di beranda Istana Merdeka.

Presiden Jokowi menyebut pertemuan-pertemuan serupa ini merupakan tradisi yang hendak ditularkannya kepada masyarakat banyak.

"Hari ini saya bertemu kembali dengan Bapak Prabowo di Istana. Ini kunjungan balasan beliau. Saya kira saling mengunjungi, saling bersilaturahim adalah tradisi yang sangat baik di antara kita. Dan saya berharap budaya seperti ini juga sampai ke tengah, sampai ke bawah," kata Presiden mengawali sesi tanya jawab dengan para jurnalis.

"Saya memang datang ke sini sebagai kunjungan balasan. Kehormatan yang beliau berikan kepada saya ketika datang ke Hambalang. Kali ini saya yang datang dan terima kasih beliau berkenan mengundang saya makan siang ikan bakar. Jadi kalau di Hambalang nasi goreng, di sini ikan bakar," terang Prabowo.

Prabowo menyampaikan pandangan yang sama dengan Presiden Joko Widodo. Baginya persatuan dan kesatuan bangsa merupakan hal yang paling utama untuk dikedepankan oleh setiap warga negara Indonesia.

"Kita punya pandangan-pandangan yang sama dalam berbagai hal, dan saya kira ini menguntungkan keutuhan dan persatuan bangsa. Pendapat saya sama dengan pendapat beliau bahwa Indonesia ini selalu menjadi incaran kekuatan-kekuatan besar di dunia. Dan kita selalu berkewajiban untuk memelihara persatuan dan kesatuan serta kesejukan," terangnya.

"Beliau (Joko Widodo) pernah menjadi rival saya, tetapi kita tetap bersahabat. Jadi masalah perbedaan politik itu hal yang biasa, tidak boleh jadi masalah perpecahan yang berkelanjutan. Kita bertekad berdua begitu, jadi saya juga siap untuk memberi masukan setiap saat. Beliau sangat terbuka. Jadi itu suasana yang sangat baik yang kita capai," ucap Prabowo.

Prabowo menegaskan bahwa ancaman pada bangsa Indonesia selalu ada. Karena itu semua komponen bangsa harus selalu waspada.

"Kalau kita melihat sejarah, ancaman tersebut tidak pernah hilang. Terlalu banyak di sekitar kita yang iri dengan kekayaan kita. Ini membuat kita lebih waspada. Jadi kita tidak boleh terpancing dan membahayakan keutuhan dan persatuan nasional," jawabnya.

Prabowo menekankan supaya menciptakan kesejukan bagi bangsa Indonesia, bukan berarti Partai Gerindra akan berhenti menyampaikan kritik pada Pemerintah. Demokrasi dan pemerintah disebutnya membutuhkan kritik agar menghasilkan kebijakan yang tidak merugikan rakyat.

"Pak Jokowi tidak pernah meminta Gerindra tidak mengkritik. Pak Jokowi juga tidak takut dengan kritik. Beliau tidak minta kami 'membeo', demokrasi yang modern bukan bebek," tegas Prabowo.

Prabowo juga mengutarakan pandangannya seputar isu aksi unjuk rasa yang kabarnya akan digelar pekan mendatang. Ia tidak memungkiri bahwa masyarakat Indonesia yang majemuk ini masih membutuhkan figur yang dapat membawa kesejukan di masyarakat. Oleh karenanya, ia mengajak seluruh tokoh bangsa untuk bersama menjaga kemajemukan dan ketenteraman bagi bangsa Indonesia.

"Jadi karena itulah menurut pendapat saya setiap tokoh harus benar-benar menjaga kesejukan, ketenangan, dan tutur kata supaya rakyat kita tidak emosional. Bangsa kita kan bangsa yang cukup emosional. Terbawa perasaan, terbawa sakit hati. Kalau sudah disakiti lama sembuhnya. Ya kan?" terangnya.

Meski demikian, Prabowo menyanggah bahwa pertemuan keduanya dimaksudkan untuk meredam rencana aksi unjuk rasa tersebut. Sebagai negarawan, ia merasa berkewajiban untuk menjaga kesejukan kapanpun dan di manapun itu.

"Saya tidak akan malu-malu untuk mengatakan bahwa saya terus menerus berusaha untuk mengurangi ketegangan. Mau tanggal 25, atau tanggal lainnya, saya merasa kewajiban saya sebagai pimpinan organisasi partai politik untuk selalu menganjurkan kesejukan. Kita butuh kesejukan untuk Indonesia membangun. Tidak gampang, jadi kita harus bahu-membahu. Pemerintah juga butuh kritik, tapi tidak destruktif, tidak menjegal," tegas Prabowo.

"Saya sudah katakan, saya tidak akan menjegal Bapak (Joko Widodo) karena saya yakin Bapak 'Merah Putih'. Dan saya pegang komitmen saya. Jadi kritik itu bagus asal tidak destruktif dan tidak mengarah ke kekerasan. Itu yang harus kita hindari sebagai bangsa," ucapnya. (Setpres)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home