Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 15:05 WIB | Selasa, 21 Juli 2015

Presiden Turki Sebut Ledakan Bom di Perbatasan Sebagai Serangan Teroris

Ledakan yang terjadi di kota Suruc di Sanliurfa, pada Senin (20/7) tidak jauh dari perbatasan Suriah. (Foto: AFP)

SURUC, SATUHARAPAN.COM – Presiden Turki Tayyip Erdogan, pada hari Senin (20/7) mengutuk mereka yang bertanggung jawab untuk "serangan teroris" yang menewaskan 30 orang dan melukai lebih dari 100 jiwa lainnya di kota Suruc di Turki selatan, dekat perbatasan Suriah.

“Serangan itu adalah yang terburuk di Turki dalam lebih dari dua tahun belakangan ini,” kata Erdogan berbicara pada konferensi pers bersama dengan kepala pemerintahan Siprus Turki selama kunjungan resmi ke Nicosia. Komentarnya disiarkan langsung oleh televisi TRT.

Para pejabat Turki mengatakan serangan pada hari Senin (20/7) di luar sebuah pusat kebudayaan yang penuh sesak kemungkinan merupakan bom bunuh diri oleh militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Ledakan itu terjadi di Suruc, seberang Kobane di utara Suriah, yang merupakan tempat pertempuran sengit di awal tahun ini antara pejuang Kurdi, yang didukung oleh serangan udara yang dipimpin AS, dan kelompok ekstrimis ISIS.

"Kami yakin itu adalah pelaku bom bunuh diri," kata Izzettin Kucuk, Gubernur Provinsi Sanliurfa, menurut surat kabar Hurriyet.

Partai Rakyat Turki Demokratik (HDP) yang pro terhadap militan Kurdi menuduh serangan tersebut adalah perbuatan militan ISIS dan menyerukan pemerintah untuk menjamin keamanan semua warga negara.

Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan detik-detik saat serangan itu terjadi di Suruc. Pemuda itu meneriakkan slogan-slogan dan memegang spanduk ketika sebuah ledakan merobek kerumunan dan meninggalkan banyak mayat di area tersebut.

Saat itu, sebuah pertemuan masyarakat sedang diselenggarakan di taman pusat budaya. Acara itu difokuskan pada pembangunan kembali Kobane, yang mengalami kerusakan yang luas ketika pasukan Kurdi berjuang terhadap serangan ISIS dan pengepungan yang berlangsung beberapa bulan.

Perdana Menteri Ahmet Davutoglu telah mengirimkan tiga menteri senior ke tempat kejadian.

Rumah sakit setempat mengumumkan bahwa mereka membutuhkan sumbangan darah.

Di seberang perbatasan di Kobane, dua orang tewas dalam serangan bom mobil di dekat sebuah pos pemeriksaan dari Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), kata pejabat Kurdi Idriss Nassan.

Pada 2013, kota perbatasan Reyhanli diserang, menewaskan sedikitnya 50 orang tewas. Serangan ini merupakan serangan paling mematikan di Turki. (haaretz.com)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home