Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 11:43 WIB | Selasa, 15 Maret 2016

Produsen Yoghurt AS Berminat Tanam Modal di Indonesia

Ilustrasi: Kemasan yoghurt yang telah dibuka. (Foto: wikipedia.org).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengemukakan  sebuah produsen Yoghurt asal Amerika Serikat (AS)  berminat  menanamkan modal di Indonesia.

“Kami berharap mereka dapat segera meningkatkan minat tersebut menjadi komitmen investasi serta merealisasikannya. Dengan berkembangnya jumlah kelas menengah di kota-kota besar di Indonesia, konsumsi dairy product seperti keju dan yoghurt tentu juga ikut meningkat,” kata Franky dalam rilis resmi yang diterima satuharapan.com, di Jakarta, hari Selasa (15/3).

Produsen Yoghurt tersebut, dengan mengacu data Kantor Perwakilan BKPM di AS tersebut, secara khusus melihat Indonesia sebagai negara yang prospektif bagi mereka untuk melakukan ekspansi bisnisnya.

Franky  menyampaikan bahwa minat investasi dari produsen yoghurt ternama tersebut berdampak positif untuk menambah variasi sektor investasi yang masuk dari AS.

Lebih lanjut Franky menambahkan bahwa minat investasi yang masuk dari Amerika Serikat tersebut dapat berkontribusi positif pada capaian realisasi investasi sektor industri makanan yang sedang didorong oleh BKPM.

Franky mengemukakan saat ini upaya pemasaran investasi yang dilakukan BKPM  direspons positif oleh investor Amerika Serikat (AS). “Untuk Amerika Serikat, industri makanan dan minuman memang menjadi salah satu sektor yang didorong untuk mengimbangi sektor pertambangan dan migas yang masih mendominasi,” kata Franky.

Franky memberi keterangan tersebut dengan mengacu kepada data Kantor perwakilan BKPM di New York, AS yang aktif melakukan kegiatan promosi investasi untuk menjaring  minat investasi di wilayah akreditasinya.

Kantor Perwakilan BKPM di New York saat ini, menurut penjelasan Franky, terus menerus melakukan diversifikasi sektor investasi dari AS terus dilakukan.

Dari data BKPM tahun 2015, realisasi investasi industri makanan dan makanan yang masuk dalam sektor prioritas padat karya tercatat Rp 43,5 triliun terdiri dari 2.185 proyek dan menyerap 178.795 tenaga kerja. Investasi sektor makanan dan minuman terbukti mendominasi dari total keseluruhan investasi yang masuk di sektor padat karya sebesar Rp 55 triliun. 

Pejabat Kantor Perwakilan BKPM di New York (IIPC) Elsa Noviliyanti mengemukakan bahwa pihaknya terus melakukan komunikasi intensif  melalui berbagai metode komunikasi. “Produsen Yoghurt ini berpusat di Albany, New York. Kami secara intensif melakukan komunikasi untuk menindaklanjuti minat yang telah disampaikan,” kata Elsa.

Elsa berharap  minat investasi produsen yoghurt dapat segera direalisasikan untuk mendukung target realisasi investasi nasional sebesar Rp 594,8 triliun.

Berdasar data BKPM tahun 2015, Amerika Serikat tergolong negara prioritas pemasaran investasi,  nilai realisasi investasi AS mencapai 893 juta dolar AS (Rp 11,64 miliar).

Projek investasi dari Amerika Serikat antara lain terdiri dari 261 projek sektor pertambangan. Dari sisi komitmen tercatat masuknya komitmen  4,8 miliar dolar AS (Rp 62,85 miliar)terdiri dari 76 projek.

 BKPM, kata Elsa,  pada  2016 menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4% dari target tahun 2015 atau mencapai Rp 594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6% dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp 208,4 triliun naik 18,4% dari target PMDN tahun lalu. Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja di tahun 2016, BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja. Untuk mencapai target tersebut, BKPM pada  menetapkan 10 negara prioritas termasuk di antaranya Amerika Serikat, Australia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, RRT, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris.  (PR).

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home