Loading...
INDONESIA
Penulis: Kris Hidayat 18:24 WIB | Rabu, 27 November 2013

Prof. Wimpie Pangkahila: Semua dokter Ingin Pasiennya Tidak Meninggal

Prof. Wimpie Pangkahila: Semua dokter Ingin Pasiennya Tidak Meninggal
Prof. Wimpie Pangkahila sedang membacakan puisi di Aksi Solidaritas para dokter di Bali (Foto: Pribadi)
Prof. Wimpie Pangkahila: Semua dokter Ingin Pasiennya Tidak Meninggal
Aksi para dokter di Kota Kupang (sumber: istimewa)
Prof. Wimpie Pangkahila: Semua dokter Ingin Pasiennya Tidak Meninggal
Aksi para dokter di Semarang (sumber: istimewa)

DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Prof. Wimpie Pangkahila, dokter dari Universitas Udayana mengatakan bahwa semua dokter menginginkan pasiennya tidak meninggal dunia. Tetapi menurut Wimpie, risiko tindakan dokter mungkin saja terjadi meski telah melakukan sesuai prosedur. 

"Tidak ada dokter yang menginginkan pasiennya lebih menderita apalagi meninggal. Risiko karena tindakan dokter mungkin saja terjadi walaupun telah dilakukan sesuai prosedur. Pihak yang terkait bidang kesehatan harus memahami bahwa dokter dididik untuk menolong penderitaan manusia," kata Wimpie Pangkahila pada satuharapan.com saat ikut aksi solidaritas atas kasus yang dialami dr. Ayu dan dua rekannya.

Prof. Wimpie Pangkahila pada Rabu (27/11) dalam aksi solidaritas yang digelar di Bali, membacakan puisi keprihatinannya. Puisi ini juga yang dibacakan dalam beberapa aksi yang digelar di berbagai kota oleh para dokter, antara lain: di Jakarta, Semarang, Makasar, Kupang dan kota-kota lainnya.

Berikut adalah puisi kepedulian para dokter yang ditulis Prof. Wimpie Pangkahila:

Ketika Suara Kami Tak Lagi Punya Arti
Surat dari dokter di sudut-sudut negeri

Hari ini adalah sebuah makna tersendiri
Ketika kami berdiri di sini dalam satu hari
Bersama semua saudara di sudut-sudut negeri
Ketika penguasa tak punya nurani lagi
Ketika kau perlakukan saudara kami sebagai penjahat sejati

Hari ini adalah sebuah makna tersendiri
Bagi bangsa dan negeri ini
Ketika para dokter berdiam diri dan tidak melayani
Dalam ketakutan yang menghantui kami
Karena dianggap mencabut nyawa pasien sendiri

Hari ini kami bersatu hati di sudut-sudut negeri
Dalam duka bagi Ayu dan Hendry saudara kami
Yang diam dalam sunyi di bilik penjara Manado sana
Yang tersiksa karena dianggap telah mencabut nyawa
Padahal telah bekerja sesuai standar yang ada 

Wahai para penguasa negeri
Terpaksa kami lakukan libur bersama ini
Karena kami juga manusia biasa
Yang terluka ketika kau perlakukan kami sebagai pencabut nyawa
Yang letih karena suara kami dianggap buka apa-apa

Sadarkah kau penguasa negeri
Inilah pertama kali dalam catatan
Ketika para dokter di sudut-sudut negeri bersatu hati
Melawan ketidakadilan kekuasaan
Karena moralitas tak lagi punya peranan 

Saudaraku dimana saja kau berada
Berpeganglah erat dalam genggaman tangan kita
Agar tak ada lagi dokter yang masuk penjara
Karena dianggap telah mencabut nyawa pasien sendiri
Padalah risiko memang mungkit terjadi

Hari ini kami berdiam diri dalam satu hati
Tetapi kami tetap layani pasien emergensi
Bagi yang tak suka aksi kami
Silakan saja berobat ke luar negeri
Atau cari mereka yang sering beriklan di koran dan tivi.

Sanur Bali, menyambut 27 November 2013

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home