Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 14:50 WIB | Kamis, 17 Desember 2015

Profesor Diskors karena Mengatakan Tuhan Kristen dan Islam Sama

Dosen dan mahasiswa Wheaton College berada di belakang Larycia Hawkins, yang berkata ia akan mengenakan jilbab sebagai solidaritas terhadap kaum Muslim dan sebagai bagian dari ibadah Adven Kristen (Foto: chicagotibune.com)

CHICAGO - Perguruan Tinggi Kristen terkemuka di AS,  Wheaton College, menskors untuk sementara seorang profesor ilmu plitik karena dalam kuliahnya ia mengatakan umat Kristen dan Islam menyembah Tuhan yang sama.

Keputusan itu telah memicu protes di kampus tersebut pada hari Rabu (16/12), beberapa hari setelah Larycia Hawkins, sang profesor, mendapat sorotan di media Kristen setelah mengumumkan ia akan mengenakan jilbab tradisional yang dikenal sebagai jilbab masa Adven.

Ia mengatakan, memakai jilbab merupakan bagian dari upaya pribadinya untuk menunjukkan solidaritas dengan kaum Muslim, yang telah menghadapi reaksi setelah terjadinya penembakan massal baru-baru ini di San Bernardino, California dan Paris.

Dalam komentar berikutnya, yang ia tulis di halaman Facebook-nya, Hawkins mengatakan bahwa tindakan tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan dukungan bagi umat Islam, yang ia sebut  sebagai "orang-orang dari kitab." Dia juga mengutip komentar yang baru-baru ini diucapkan oleh Paus Fransiskus bahwa orang Kristen dan Muslim menyembah Tuhan yang sama.

USA Today melaporkan, setelah keputusan Hawkins 'mengenakan jilbab' mendapat perhatian, universitas mengeluarkan pernyataan pekan lalu yang mengatakan bahwa  universitas "tidak memiliki pendapat tentang pernyataan mengenakan jilbab sebagai tanda kepedulian dan perhatian."

Namun para pejabat Wheaton pada hari Selasa malam (15/12) mengumumkan mereka meminta Hawkins mengambil "cuti administratif untuk menanggapi pertanyaan signifikan mengenai implikasi teologis dari pernyataan " dia, terkait hubungan antara Islam dan Kristen.

"Dosen dan staf Universitas Wheaton membuat komitmen untuk menerima dan memodelkan fundasi iman lembaga kami dengan integritas, kasih sayang dan kejelasan teologis," kata pernyataan Universitas Wheaton.

"....adalah penting bahwa dosen dan staf terlibat dalam dan berbicara tentang isu-isu publik dengan cara yang setia mewakili pernyataan iman injili Universitas."

Hawkins pada hari Rabu (16/12) mengatakan bahwa dia mempertahankan pendapatnya dan  menganggap itu tidak bertentangan dengan pernyataan iman Universitas.

"Dalam semangat Adven, tindakan saya termotivasi oleh keinginan untuk menjalankan iman saya," kata Hawkins, yang adalah seorang Kristen.

"Dan untuk menjalankan iman dalam solidaritas dengan tetangga saya, yang adalah seorang Muslim. Tentang itulah semua ini."

Pada awal Rabu malam, lebih dari 1.200 orang, termasuk mahasiswa dan alumni, menandatangani petisi yang diluncurkan pada Change.org, meminta Universitas untuk mengembalikan Hawkins. Beberapa ulama daerah Chicago terkemuka juga menawarkan dukungan untuk profesor.

"Tidak ada yang harus menghadapi skorsing untuk tindakan kasih," kata Carter Harms, seorang mahasiswa dari Dallas, Texas.

Tapi Samantha Harris, direktur kelompok advokasi FIRE, mengatakan  Hawkins tidak mungkin menempuh jalur hukum terhadap Wheaton karena universitas tersebut adalah lembaga swasta. Di bawah kebebasan berserikat dan berkumpul, kata dia, lembaga swasta memiliki hak membantasi diri mereka sendiri.

Namun, langkah Universitas tersebut telah memicu protes dan puluhan mahasiswa merancang aksi duduk di gedung administrasi. Mereka meminta Presiden Universitas, Philip Ryken dan Provost Stan Jones, mengubah keputusan mereka.

John Schmalzbauer, lulusan 1990 dari Wheaton College, yang merupakan profesor bidang agama di Missouri State University, mengatakan keputusan itu sangat menyakitkan, karena pernyataan Hawkins 'yang sangat mirip dengan pernyataan yang dibuat oleh salah satu lulusan yang paling terkenal di sekolah itu, Pendeta Billy Graham.

Graham dalam penampilan di televisi tahun 2007 menyatakan bahwa Allah menerima Muslim dan penganut agama lainnya. Dan beberapa pejabat tinggi Wheaton turut menandatangani pernyataan bersama Muslim-Kristen pada tahun 2007, yang mencatat bahwa Muslim dan Kristen  secara unik menyembah satu Tuhan, dan kasih Tuhan menjadi tugas utama setiap orang beriman.

Tiga pejabat Wheaton, termasuk rektor saat ini, kemudian menarik dukungan mereka setelah pernyataan itu  dikritik oleh beberapa cendekiawan Injili.

"Saya pikir di salah satu ujung, dan saya tidak berpikir itu di ujung spektrum, cukup banyak cendekiawan Injili yang  nyaman dengan apa yang dia katakan," kata Schmalzbauer, yang menandatangani petisi untuk  mengembalikan Hawkins.

"....Tetapi juga ada sebagian dari dunia Injili yang merasa ini sangat berisiko secara teologis dan membingungkan."

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home