Loading...
SAINS
Penulis: Sotyati 15:18 WIB | Senin, 05 Mei 2014

PVMBG: Gunung Slamet Sudah Lama Munculkan Tremor

Suasana pemukiman warga yang berada empat kilometer dari kawah Gunung Slamet di Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Tegal, Jateng, Minggu (4/5). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menghimbau agar warga yang berada dalam radius dua kilometer dan empat kilometer dari kawah Gunung Slamet agar tidak melakukan aktivitas seperti bercocok tanam di lereng Gunung Slamet, karena status Gunung Slamet sewaktu-waktu bisa berubah dan meletus. (Foto: Antara)

PURWOKERTO, SATUHARAPAN.COM - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Muhamad Hendrasto mengatakan gempa tremor sudah lama muncul di Gunung Slamet, Jawa Tengah, yang kini berstatus "Siaga" (level III).

"Akibat dari tremor, ya strombolian (letusan, Red.) itu. Jadi, bukan muncul fenomena baru lagi," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin (5/5).

Hendrasto mengatakan hal itu kepada Antara terkait semakin seringnya gempa tremor muncul di Gunung Slamet dalam 18 jam terakhir.

Dia tidak bisa memastikan lava akan keluar dari kawah Gunung Slamet akibat gempa tremor tersebut. "Kita lihat saja. Saya tidak akan berandai-andai," kata dia.

Karena itu, pihaknya akan terus mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Slamet. "Kalau seperti itu terus (tremor, Red.), ya muncul strombolian. Kalau nanti muncul lavanya, ya beda lagi," katanya.

Saat ditanya mengenai lontaran material pijar yang mengarah ke selatan dan tidak terpantau Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, kemungkinan bisa terjadi akibat kabut.

Jika tidak berkabut, lontaran material pijar tersebut dapat terlihat jelas di pos pengamatan dari segala arah. "Jadi, jangan dibayangkan arah semburan itu berpindah-pindah," katanya.

Menanggapi pemasangan kamera pengintai (Closed Circuit Television-CCTV) di sisi selatan, Hendrasto menilainya belum perlu dilakukan karena jika Gunung Slamet tertutup kabut, kamera tersebut tidak bisa memantau lontaran material pijar.

Berdasarkan data pengamatan yang dilakukan Pos PGA Slamet di Gambuhan pada Senin, pukul 06.00-12.00 WIB, Gunung Slamet terhalang kabut dan saat cerah teramati embusan asap putih tipis-tebal, tinggi 50-150 meter, sedangkan dari sisi kegempaan terekam 20 kali gempa letusan, 48 kali gempa embusan, dan sembilan kali gempa tremor harmonik.

Sementara pada pukul 00.00-06.00 WIB, teramati asap putih tipis setinggi 150 meter, enam kali letusan asap, diikuti sinar api dengan tinggi 150-400 meter condong ke barat, sedangkan dari sisi kegempaan tercatat sembilan kali gempa letusan dan 38 kali gempa embusan.

Dalam pengamatan yang dilakukan pada Minggu (4/5), pukul 18.00-00.00 WIB, teramati enam kali letusan asap disertai sinar api dengan tinggi 150-400 meter yang condong ke barat, sedangkan dari sisi kegempaan tercatat 15 kali gempa letusan, 65 kali gempa embusan, dan sembilan kali tremor vulkanik.

Gempa tremor vulkanik juga tercatat dalam pengamatan yang dilakukan pada Minggu (4/5), pukul 00.00-06.00 WIB, sebanyak satu kali, dan pukul 06.00-12.00 WIB, sebanyak tujuh kali. (Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home