Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 09:51 WIB | Rabu, 03 Agustus 2016

Ribuan Tenaga Kerja Asia Jadi Gelandangan di Arab Saudi

Tenaga kerja India di Arab Saudi (Foto: middleeastmonitor.com)

MANILA,SATUHARAPAN.COM Ribuan tenaga kerja dari India, Filipina dan Pakistan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dilaporkan jatuh melarat, terdampar dan jadi gelandangan di Arab Saudi seiring dengan merosotnya perekonomian negara itu akibat jatuhnya harga minyak.

Hal ini dikemukakan oleh sejumlah aktivis dan pejabat pada hari Selasa (3/8).

Channelnewsasia.com melaporkan, beberapa orang tenaga kerja dari Filipina dipaksa jadi pengemis dan memungut sampah untuk bertahan hidup setelah tidak mendapat gaji berbulan-bulan, menurut keterangan Garry Martinez, ketua kelompok Migrante, yang bekerja melakukan advokasi bagi jutaan pekerja Filipina di seluruh dunia.

"Beberapa dari mereka tidak memiliki apa-apa untuk dimakan dan harus memulung sampah untuk makanan," kata Martinez.

India pada hari Senin dilaporkan  melakukan negosiasi dengan pemerintah Saudi untuk memulangkan ribuan warga mereka setelah kehilangan pekerjaan, menyebabkan para pekerja itu tidak punya uang untuk pulang.

Menteri Luar Negeri India, Sushma Swaraj, mengatakan kepada parlemen di New Delhi, dia mengirim seorang menteri muda ke Riyadh setelah adanya laporan bahwa sekitar 10.000 pekerja India telah dibiarkan kelaparan.

Pekerja dari India adalah di antara jutaan orang Asia miskin yang bekerja di negara-negara Teluk, di mana kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan banyak eksploitasi dan pelanggaran termasuk tidak mendapat pembayaran upah.

Di Manila, koordinator Migrante Gilbert Saludo - yang kembali dari Arab Saudi bulan lalu setelah dua tahun bekerja di sana - mengatakan sebanyak 20.000 orang Filipina bisa terdampak oleh kemerosotan ekonomi Arab Saudi.

Saludo mengatakan bahwa sementara Manila telah memberikan bantuan keuangan kepada mereka sejauh ini, tidak jelas berapa lama ini bisa bertahan. Masalah tenaga kerja cenderung memburuk, ia menambahkan.

"Ini akan jauh lebih buruk karena begitu banyak dari pendapatan Arab Saudi berasal dari minyak ... jadi anggaran untuk proyek infrastruktur tidak terpenuhi, sehingga banyak orang akan terpengaruh," kata Saludo kepada AFP.

Departemen Tenaga Kerja Filipina mengatakan Menteri Perburuhan, Silvestre Bello, telah mengunjungi Arab Saudi bulan lalu untuk mengatasi masalah ini tetapi tidak ada penjelasan lebih lanjut.

Pakistan mengatakan 8.520 warga di Arab Saudi belum menerima gaji mereka selama beberapa bulan. Sebuah pernyataan kementerian luar negeri mengatakan bahwa "sebagian besar pekerja ingin meninggalkan negara tersebut tetapi setelah mendapatkan apa yang menjadi hak mereka".

Kedutaan Pakistan telah mendirikan pusat-pusat khusus dan menyediakan dana untuk memberikan bantuan, makanan, obat-obatan dan tempat tinggal.

"Kedutaan (Pakistan) telah mendapat informasi bahwa Raja Saudi telah mengeluarkan dekrit untuk pembayaran mendesak atas hak-hak pekerja oleh yang bersangkutan," kantor perdana menteri Pakistan mengatakan.

"Kami berdiri di pihak pekerja keras kami yang jauh dari tanah air mereka untuk mencari nafkah bagi keluarga mereka. Mereka adalah kekuatan dan kebanggaan kami. Kami akan membantu mereka dengan semua cara yang mungkin," kata Perdana Menteri Nawaz Sharif dalam sebuah pernyataan.

Konsulat India di Jeddah telah menyediakan makanan gratis bagi warga negaranya sejak penderitaan mereka terungkap pekan lalu namun pemulangan mereka menjadi rumit oleh peraturan ketenagakerjaan yang membatasi.

Swaraj mengatakan di Arab Saudi ada persyaratan  bahwa pekerja yang hendak pulang harus memberikan sertifikat tidak keberatan dari majikan mereka sebelum mereka dapat meninggalkan negara itu.

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home