Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 18:53 WIB | Senin, 09 Maret 2015

Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS

Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS
Nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah mencapai 13.050 rupiah per dolar seperti yang diperdagangkan di PT Ayu Masagung Jalan Raya Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (9/3). (Foto-foto: Dedy Istanto).
Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS
Antrian panjang para pengunjung yang ingin menukar dan membeli uang asing setelah rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS
Seorang petugas penukaran uang melayani para pengunjung di PT Ayu Masagung Jalan Raya Kwitang, Jakarta Pusat.
Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS
Seorang pengunjung menghitung uang dolar Amerika Serikat yang akan ditukar dengan rupiah.
Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS
Seorang petugas menghitung uang dolar Amerika Serikat yang akan ditukar uang rupiah.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Antrean panjang terjadi sejak pagi hingga pukul 15.00 di tempat penukaran uang (money changer) Masaagung di Jalan Kwitang Raya, Jakarta Pusat pada Senin (9/3).

Menurut petugas pengamanan di money changer tersebut hari ini berbeda dari hari sebelumnya yang masih terlihat normal sebelum dolar meningkat mencapai 13.050 rupiah.

Sementara itu dilaporkan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore terdepresiasi sebesar 49 poin ke level Rp 13.024 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 12.975 per dolar AS.

"Pelemahan nilai tukar rupiah lebih didorong oleh kuatnya data ekonomi Amerika Serikat sehingga menjadikan dolar AS mengalami penguatan terhadap berbagai mata uang dunia," kata Analis Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Guntur Tri Hariyanto di Jakarta, Senin.

Ia mengemukakan bahwa data ketenagakerjaan AS terus menunjukkan tren penguatan. Pada Februari lalu, terjadi penambahan jumlah tenaga kerja non-pertanian Amerika Serikat sebesar 295.000.

Meningkatnya data pekerjaan AS itu, lanjut dia, membawa tingkat pengangguran di Amerika Serikat turun menjadi 5,5 persen dari sebelumnya 5,7 persen, dan merupakan angka terendah sejak tahun bulan Mei 2008 lalu.

"Menguatnya data ekonomi AS mendorong ekspektasi bahwa suku bunga AS (Fed fund rate) akan dinaikkan secepatnya, sehingga mendorong sentimen negatif ke pasar modal maupun pasar valas di dalam negeri," katanya.

Kendati demikian, ia menambahkan bahwa terjadinya deflasi pada Januari dan februari tahun 2015 ini, memunculkan ekspektasi tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) bisa kembali turun. 

Turunnya BI rate diharapkan dapat memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya.

"Namun, penurunan BI rate juga harus diiringi oleh perbaikan defisit neraca berjalan Indonesia, itu menjadi kunci manfaat rendahnya suku bunga di tengah pelemahan rupiah," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin (9/3) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp 13.047 dibandingkan hari sebelumnya, Jumat (6/3) di posisi Rp 12.983 per dolar AS. (Ant)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home