Loading...
DUNIA
Penulis: Ardy Pradana Putra 22:00 WIB | Rabu, 12 November 2014

Rusia Bangun Reaktor Nuklir di Iran

Rusia Rabu (12/11) setuju untuk membangun delapan reaktor nuklir baru di Iran, walaupun mendapat tentangan dari negara Barat. (AFP/bbc.com)

TEHRAN, SATUHARAPAN.COM - Rusia hari Rabu (12/11) setuju membangun delapan reaktor nuklir di Iran, 12 hari sebelum tenggat waktu kesepakatan penghentian aktivitas nuklir Iran.

Beberapa negara adidaya dunia telah menekan Iran untuk menghentikan segala aktivitas nuklir Iran, karena khawatir Iran membangun bom nuklir.

Diplomat akan bertemu untuk melakukan perundingan putaran akhir pekan depan. Tidak diketahui apakah hasil perundingan itu mempengaruhi pembangunan nuklir di Iran oleh Rusia.

Enam negara adidaya dunia, AS, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan Tiongkok, membujuk Iran untuk mengurangi kegiatan pengayaan uranium ke tingkat minimal yang dibutuhkan untuk membangun senjata nuklir. Mereka menawarkan pencabutan sanksi Iran.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan ia cukup optimistis perundingan itu menghasilkan kesepakatan.

Diperkirakan Iran ingin membangun program nuklir sipil dengan tawaran mengizinkan inspeksi nuklir secara meluas.

Laporan berita Rusia mengutip pernyataan Kepala Nuklir Iran, Ali Akbar Salehi, kesepakatan pembangunan reaktor nuklir baru merupakan titik balik hubungan Iran dengan Rusia.

Dua reaktor nuklir baru akan dibangun di fasilitas nuklir di Bushehr, Fasilitas nuklir pertama yang dibangun Rusia dan mulai beroperasi pada tahun 2013.

Rosatom, perusahaan tenaga nuklir milik Rusia, mengatakan pembangunan reaktor nuklir akan dipantau Badan Energi Aton Internasional (IAEA), lembaga  pengawas senjata nuklir dunia.

Pernyataan di situs Rosatom mengatakan Rusia dan Iran berencana untuk menyelesaikan masalah nuklir Iran dan menguji kelayakan komponen batang bahan bakar nuklir Iran.

The New York Times mengabarkan batang zirkonium (salah satu bahan pembentuk nuklir) bisa diproduksi secara lokal di Iran, namun uranium masih diimpor dari Rusia.

Beberapa pengamat menolak transfer teknologi nuklir Rusia ke Iran, karena khawatir hal itu dapat digunakan untuk membangun senjata nuklir.

Iran menolak tuduhan program nuklirnya sebagai kedok membangun senjata nuklir, Iran menegaskan aktivitas pengayaan uranium memiliki tujuan damai, yaitu untuk energi dan sektor kesehatan. (bbc.com)

 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home