Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 22:13 WIB | Selasa, 17 November 2015

Rusia Deklarasikan Perang Tanpa Batas Membalas Kejahatan ISIS

Presiden Rusia, Vladimir Putin, memimpin pertemuan dengan petinggi militernya di Kremlin, pasca dipastikannya bahwa pesawat Rusiag jatuh di Semenanjung Sinai diakibatkan bom yang meledak di dalam pesawat (Foto: Reuters)

MOSKOW, SATUHARAPAN.COM - Setelah Prancis, giliran Rusia yang mengumumkan perang tanpa batas terhadap ISIS, menyusul dipastikannya bahwa pesawat Rusia yang jatuh di Mesir bukan kecelakaan biasa, melainkan karena bom yang meledak di dalam pesawat dan hampir dipastikan bom itu dilakukan oleh ISIS.

Dalam sebuah pertemuan yang berwarna muram di Kremlin hari ini (18/11), Presiden Vladimir Putin mengatakan ia bersumpah akan memburu mereka yang bertanggung jawab meledakkan pesawat Rusia itu, yang menewaskan 224 penumpang dan awak pesawat pada  31 Oktober lalu.

"Kita akan menemukan mereka di mana saja di planet ini dan menghukum mereka," kata Putin pada pertemuan yang disiarkan hari ini (18/11), sebagaimana dilansir oleh Reuters.

Sampai beberapa waktu lalu, Rusia masih mengecilkan pernyataan dari negara-negara Barat bahwa jatuhnya pesawat Metrojet Rusia pada 31 Oktober lalu itu diakibatkan oleh kecelakaan karya teroris. Rusia sebelumnya mengatakan penting untuk membiarkan penyelidikan resmi berjalan.

Tapi empat hari setelah jihadis  bersenjata  dan pembom bunuh diri menewaskan sedikitnya 129 orang di Paris, Alexander Bortnikov, kepala badan intelijen Rusia (FBS), mengatakan pada pertemuan larut malam, bahwa jejak bahan peledak buatan luar negeri telah ditemukan di pecahan pesawat yang jatuh.

"Menurut analisis oleh spesialis kami, bom rakitan yang mengandung hingga 1 kilogram TNT diledakkan selama penerbangan, menyebabkan pesawat pecah di udara, yang menjelaskan mengapa bagian dari badan pesawat  tersebar di jarak yang luas seperti itu," kata Bortnikov, menurut rekaman pertemuan yang dirilis oleh Kremlin.

"Kami tegas dapat mengatakan itu adalah aksi teroris," katanya.

Pemerintah Mesir telah menahan dua karyawan di Sharm al-Sheikh untuk ditanyai sehubungan dengan jatuhnya jet Rusia, menurut keterangan dua pejabat keamanan dan seorang karyawan bandara pada hari Selasa.

"Tujuh belas orang ditahan, dua dari mereka yang diduga membantu siapa pun yang menanam bom di pesawat di bandara Sharm al-Sheikh," kata salah satu pejabat keamanan yang menolak disebutkan namanya.

Airbus A321, yang dioperasikan oleh Metrojet, baru saja kembali dari Sharm al-Sheikh di Mesir menuju St Petersburg ketika meledak di angkasa Semenanjung Sinai, menewaskan semua penumpangnya. Sebuah kelompok yang berafiliasi dengan ISIS mengaku bertanggung jawab, namun hingga Selasa,  Rusia mengatakan terorisme adalah salah satu skenario yang mungkin.

Putin, yang mengenakan setelan gelap, memimpin satu menit hening cipta untuk mengenang para korban pada pertemuan di Kremlin, sebelum memberitahu petinggi keamanan dan militernya tentang insiden itu, yang merupakan salah satu kejahatan paling berdarah dalam sejarah Rusia modern. Ia memerintahkan angkatan udara untuk mengintensifkan serangan udara di Suriah.

"Pekerjaan angkatan udara kami di Suriah tidak lagi sekadar hanya dilanjutkan," kata Putin.

"Ini harus diintensifkan sedemikian rupa sehingga para penjahat memahami bahwa pembalasan kami tidak bisa dihindari."

Putin mengatakan ia berharap pemimpin militer segera menyerahkan-proposal yang spesifik tentang bagaimana Rusia bisa menjalankan kampanye melawan ISIS ini. Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada wartawan, bahwa Putin diperkirakan akan mengunjungi Kementerian Pertahanan hari Selasa.

Sebuah sumber senior pemerintah Prancis mengatakan Rusia telah meluncurkan serangan udara terhadap kubu ISIS di Raqqa pada Selasa, sebagai tanda bahwa Rusia telah menjadi lebih peduli tentang ancaman yang ditimbulkan oleh ISIS.

Rusia mulai melakukan serangan udara di Suriah pada akhir September. Mereka selalu mengatakan target utamanya adalah ISIS, tetapi kebanyakan dari bom mereka memukul wilayah yang dikuasai oleh kelompok lain yang menentang sekutunya, Presiden Bashar al-Assad.

Putin memerintahkan dinas rahasia untuk memburu mereka yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Rusia.

"Kita harus melakukan ini tanpa undang-undang pembatasan dan kita harus mencari tahu semua nama mereka," katanya, menyerukan hak Rusia untuk mempertahankan  diri di bawah Piagam PBB.

"Siapa pun yang mencoba untuk membantu penjahat harus tahu bahwa konsekuensi untuk mencoba melindungi mereka akan berada sepenuhnya di pundak mereka."

Konfirmasi Rusia bahwa pesawatnya jatuh karena bom menunjukkan bahwa serangan Paris pada hari Minggu lalu adalah bagian dari strategi ISIS yang lebih luas.

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home