Loading...
DUNIA
Penulis: Melki Pangaribuan 16:06 WIB | Rabu, 16 Oktober 2019

Rusia Ingin Tingkatkan Hubungan dengan UAE

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Pangeran Mahkota Abu Dhabi Mohamed bin Zayed al-Nahyan saat upacara penyambutan resmi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Selasa, 15 Oktober 2019. (Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin/AP/militarytimes.com)

ABU DHABI, SATUHARAPAN.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Uni Emirat Arab (UEA) hari Selasa (15/10), sebagian bagian dari lawatannya ke Timur Tengah. Adapun tujuan lawatan tersebut adalah untuk memperkuat hubungan antara Moskow dan sekutu lama AS ini, di tengah-tengah ketegangan di Teluk Persia.

Putra mahkota Abu Dhabi yang berpengaruh, Pangeran Mohammed bin Zayed Al Nahyan, bertemu Putin di bandara dan bersamanya menuju istana Qasr Al Watan.

Begitu mereka tiba, tentara berkuda mengapit limusin mereka sementara jet-jet militer terbang di atasnya dan meninggalkan jejak asap sewarna dengan bendera Rusia.

Demonstrasi bela diri, seperti yang diperlihatkan pada lawatan Paus Fransiskus Februari lalu, menunjukkan pentingnya lawatan pertama Putin sejak 2007 bagi UEA yang merupakan federasi tujuh emirat di Semenanjung Arab.

Sebagian lawatan itu semata-mata karena kepentingan bisnis. Warga Rusia semakin banyak yang mengunjungi Dubai untuk berbisnis dan berlibur di pantai-pantainya, begitu pula pengunjung Rusia di emirat-emirat lainnya.

Rusia dan negara-negara lainnya juga telah bergabung bersama OPEC dalam kelompok yang disebut OPEC+, memangkas produksi mereka untuk membantu mendongkrak harga.

Harga minyak mentah dijual lebih dari 100 dolar per barel pada musim panas 2014 sebelum turun di bawah 30 dolar per barel pada Januari 2016. Pada Senin lalu, harga minyak mentah acuan Brent diperdagangkan sedikit di bawah AS$65 per barel.

Masalah situasi keamanan kawasan juga menjadi perhatian lainnya. Rusia telah bekerjasama dengan Iran mendukung Presiden Suriah yang terpojok Bashar al-Assad dalam perang berkepanjangan di negara itu. Meskipun menentang Assad pada awal konflik, UEA kini tampaknya menerima Assad tetap berkuasa.

Abu Dhabi telah membuka kembali kedutaan besarnya di Damaskus dan mendorong dimulainya kembali hubungan bisnis.

Sementara itu, UEA berusaha meredakan ketegangan dengan Iran setelah keputusan Presiden Donald Trump untuk menarik keluar AS dari perjanjian nuklir Teheran dengan negara-negara berpengaruh dunia setahun silam. (VOA)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home