Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 20:27 WIB | Minggu, 17 Januari 2016

Said Aqil: Indonesia Butuh Kebersamaan Atasi Radikalisme

Said Aqil: Indonesia Butuh Kebersamaan Atasi Radikalisme
Para pejabat negara, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, beserta beberapa tokoh lintas iman antara lain Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama, KH. Aqil Siradj, perwakilan Konferensi Wali Gereja Indonesia Uskup Yohanes Harun Yuwono, Ketua Umum Wali Umat Buddha Indonesia Suandi Sandjaja, Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Uung Sandana, Perwakilan Ketua bidang Ideologi, Politik, Hukum, dan HAM Parisadha Hindu Dharma Indonesia Yanto Jaya dalam upacara Apel Lintas Iman Bela Negara, di Lapangan Banteng, Jakarta, hari Minggu (17/1). (Foto-foto: Prasasta Widiadi).
Said Aqil: Indonesia Butuh Kebersamaan Atasi Radikalisme
Organisasi Kepemudaan dan Kemasyarakatan Lintas Iman berkumpul dalam upacara Apel Lintas Iman Bela Negara, di Lapangan Banteng, Jakarta, hari Minggu (17/1).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siradj mengharapkan seluruh umat beragama dan organisasi lintas keimanan bersatu guna mengatasi radikalisme di Indonesia. Menurutnya, sekarang ini sasaran radikalisme semakin berkembang tidak saja di tempat ibadah agama tertentu.

Harapan Said Aqil Siradj tersebut disampaikannya dalam Apel Lintas Iman Bela Negara, di Lapangan Banteng, Jakarta, hari Minggu (17/1). Dalam Apel Lintas Iman Bela Negara ini, selain Said Aqil Siradj turut hadir perwakilan dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Uskup Yohanes Harun Yuwono, Ketua Umum Wali Umat Buddha Indonesia Suandi Sandjaja, Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Uung Sandana, Perwakilan Ketua bidang Ideologi, Politik, Hukum, dan HAM Parisadha Hindu Dharma Indonesia Yanto Jaya.

“Kita semua dari berbagai elemen lintas keimanan berkumpul di sini, sekarang kita perlu semangat lintas iman, karena negara kita sudah darurat radikalisme, terorisme dan narkoba, apel ini kita rencanakan sebenarnya sebelum bom di Jalan Thamrin,” kata Said Aqil Siradj di Apel Lintas Iman Bela Negara, hari Minggu (17/1).  

Menurut Said, Indonesia darurat radikalisme karena reformasi yang kebablasan, sehingga ideologi dari luar mudah sekali masuk, padahal aliran dari Timur Tengah tidak cocok untuk Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama Ketua PBNU, H. Marsudi Syuhud menjelaskan apel ini bertujuan untuk menolak radikalisme, terorisme dan bahaya narkoba yang akhir-akhir ini tampak subur dalam masyarakat, selain itu untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kebhinekaan Indonesia tidak dapat dihancurkan oleh terorisme.

“Terorisme harus dicegah karena akan memecah dan mengancam kesatuan bangsa. Selain itu, untuk mendorong pemerintah agar pada tahun 2016 memberikan perhatian terhadap masalah-masalah Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan,” kata Marsudi.

Selain para tokoh lintas iman,  Apel Lintas Iman Bela Negara ini dihadiri ribuan simpatisan dari organisasi kepemudaan seperti Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama, Gerakan Muda Kristen Indonesia Pemuda Katolik, Wanita Katolik,  Hikmahbuddhi (Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia, Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika. 

Ikuti berita kami di Facebook

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home