Loading...
INDONESIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 06:41 WIB | Kamis, 29 Mei 2014

Said Aqil Titip NU Kepada Presiden Terpilih

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj. (Foto: nu.or.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj menitipkan NU kepada presiden terpilih untuk diperhatikan.

"Siapapun nanti yang menjadi presiden, saya titip NU," kata Said Aqil saat berpidato dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional Muslimat NU di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (28/5).

Hadir dalam acara itu Wakil Presiden Boediono, Wakil Menteri Agama Nazaruddin Umar, Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi), Wakil Ketua Umum PBNU As`ad Said Ali, Luhut Pandjaitan, Ny Sintha Nuriyah Wahid, dan sejumlah tamu undangan yang lain. 

Menurut Said Aqil, warga NU hingga saat ini belum mendapat kemudahan dan perlakuan yang sama dibandingkan dengan warga negara yang lain.

Misal, sama-sama pelajar, pelajar sekolah umum mendapat potongan harga ketika naik kendaraan umum, sementara murid pesantren atau santri membayar penuh.

Demikian juga dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang hanya diberikan kepada sekolah umum, sementara pesantren yang merupakan lembaga pendidikan tertua tidak tersentuh bantuan itu.

"Pesantren tidak mendapat apa-apa, padahal pesantren sudah ada sejak sebelum Indonesia merdeka," katanya.

Pada bagian lain Said Aqil mengatakan bahwa nasionalisme dan komitmen NU pada NKRI tidak diragukan lagi dan bagi NU persoalan hubungan antara negara dan agama sudah selesai.

Dikatakannya, nasionalisme dan keislaman sudah melebur dalam diri NU sehingga NU senantiasa tampil di barisan terdepan di dalam membela negara.

"Bagi yang belum tahu, tontonlah film `Sang Kyai`," kata Said Aqil yang disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.

Keberadaan NU, juga Muhammadiyah yang sama-sama berdiri sebelum negara ini merdeka, menurut Said Aqil, juga menjadi perekat dari berbagai kekuatan yang memiliki kepentingan berbeda sehingga tidak muncul konflik yang mengganggu stabilitas negara. 

"Di Timur Tengah tidak ada ormas sebesar NU dan Muhammadiyah, yang ada pemerintah dengan kekuatan tentara dan polisi, dan parpol dengan kekuatan suku-suku, sehingga kalau terjadi konflik tidak ada yang menjadi penengah," katanya. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home