Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 16:19 WIB | Sabtu, 09 Januari 2016

Satu Juta Umat Katolik Filipina Ramaikan Arak-arakan Patung Yesus

Puluhan ribu umat Katolik Filipina berdesak-desakan untuk berusaha menyentuh patung Yesus Kristus dalam sebuah prosesi tahunan di Manila pada hari Sabtu, 9 Januari 2016 (Foto: AP)

MANILA, SATUHARAPAN.COM - Kerumunan raksasa yang diperkirakan mencapai satu juta umat Katolik Filipina turun ke jalan pada hari ini, Sabtu (9/1), dan membuat macet dimana-mana di Manila. Mereka berjalan dan berdesak-desakan dalam arak-arakan  tahunan patung kuno Yesus Kristus, yang diperkirakan umurnya sudah berabad-abad.

Arak-arakan itu digelar di bawah pengamanan yang ketat, mengantisipasi kemungkinan serangan ekstremis. Sekitar 5.000 polisi dan tentara dikerahkan untuk mengamankan prosesi Black Nazarene (Orang Nazaret Hitam)  dalam sebuah festival keagamaan terbesar di Asia. Sejauh ini belum ada ancaman spesifik yang dilaporkan. Inspektur Kepala Kepolisian Manila, Rolando Nana, mengatakan lebih dari satu juta orang turun ke jalan pada hari Sabtu siang.

Kantor berita AP melaporkan, pihak kepolisian menempatkan penembak jitu di berbagai tempat, di negara yang tengah menghadapi ancaman ekstremis Muslim di bagian selatan wilayahnya. Drone pemantau juga melayang secara lambat di udara untuk mengamati keadaan.

Lebih dari 100 orang pingsan atau mendapat memar pada awal prosesi, ketika mereka berusaha mendekati atau menyentuhkan handuk putih mereka ke patung kayu Yesus. Patung itu diangkut di atas kereta yang ditarik oleh sejumlah pria mengenakan kemeja merah marun dengan tali.

Patung kayu itu, yang menggambarkan Yesus bermahkota duri dan memanggul salib, diyakini telah dibawa dari Meksiko ke Manila pada tahun 1606 oleh misionaris Spanyol. Kapal yang membawanya terbakar tetapi patung yang menghitam karena hangus itu selamat. Sebagian orang percaya selamatnya patung dari kebakaran dan gempa selama berabad-abad, serta terhindar dari pemboman yang intens selama perang dunia II, merupakan bukti kekuatan mistisnya.

Keramaian raksasa ini merupakan ciri khas Filipina sebagai sebuah negara Katolik terbesar di Asia, dimana takhyul masih dipercaya sebagian orang. Puluhan orang  dipaku ke salib pada setiap hari Jumat Agung, suatu tradisi lain untuk meniru penderitaan Kristus. Itu juga menciptakan kerumunan besar setiap tahun.

Dengan bertelanjang kaki, umat turun ke jalan menempuh teriknya sinar mata hari dan berdoa bagi kesehatan yang baik, pekerjaan, keberuntungan dan solusi untuk segala macam keadaan sulit.

Dante Avila, pekerja pabrik berusia 22 tahun, mengatakan ia telah secara salah dinyatakan sebagai pelaku penembakan mati seorang anak dalam perkelahian geng pada bulan November di lingkungan tempat dia tinggal di pinggiran kota Caloocan. Karena takut, ia  melarikan diri dari rumah dan bersembunyi di provinsi lain, lalu muncul dalam arak-arakan ini, berdoa kepada Orang Nazaret Hitam itu agar membantunya membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.

"Saya bersumpah demi Tuhan saya tidak bersalah," kata Avila dari atas tandu di pos pertolongan pertama, tempat petugas medis mengobati yang terluka.

Setelah berjuang untuk menyentuh patung Kristus, dia roboh di tengah orang banyak dan pingsan.

Umat lainnya, Arvin Tamayo dan keluarganya, menyewa sebuah truk untuk membawa patung Yesus Kristus dan Bunda Maria, ritual yang telah mereka lakukan setiap tahun sejak ayahnya meninggal karena kanker pada tahun 2009.

"Kami berdoa untuk kesehatan yang baik," dia berkata. "Sangat menguras emosi dan keuangan ketika melihat seseorang dari anggota keluarga meninggal secara perlahan-lahan dalam kesakitan," kata dia.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home