Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 07:42 WIB | Senin, 27 Oktober 2014

Sebuah Sekolah di Jerman Dinamai Seorang Muslim

Refik Veseli. (Foto: dari yadvashem.org)

BERLIN, SATUHARAPAN.COM – Para pelajar, staf pengajar dan orangtua siswa di sebuah sekolah dasar di Kreuzberg, Berlin, mengganti nama sekolah mereka dengan nama seorang pria Muslim, Rafik Vaseli.

Hal itu dilakukan untuk menghargai fotografer itu yang telah menyelamatkan warga Yahudi dan keluarganya selama tragedi Holocaust, seperti dilaporkan media Israel, Haaretz.

Veseli seorang Muslim asal Albania. Dia baru berusdia 17 tahun ketika memandu warga Yahudi asal Yugoslavia, Moshe Mandil, dan keluarganya melalui pegunungan Albania dan bersembunyi dengan aman di rumah orangtuanya. Mereka larti untuk mengghindari penangkapan oleh pasukan Nazi Jerman.

Kedua keluarga itu di kemudian hari mempertahankan hubungan dekat, dan pada tahun 2004, Refik  memberi nama Ron pada anaknya Ron, nama yang sama dengan cucu Moshe.

Veselis juga diangkat sebagai anggota “Righteous Among the Nations,” (Orang Berbudi di Tengah Bangsa-bangsa). Sebutan ini diberikan oleh  pusat penelitian Holocaust, Yad Vashem, yang berbasis di Israel.

Para siswa  sekolah itu mempelajari Holocaust di sekolah mereka, termasuk mengunjungi Israel di mana mereka datang ke Yad Vashem. Mereka juga belajar tentang Muslim lainnya yang menyelamatkan orang Yahudi dari Nazi.

Persahabatan Keluarga

Ruti Mandil, yang sekarang memimpin sebuah studio fotografi di Tel Aviv, menerima email dari sekolah itu enam bulan lalu yang isisnya memberitahukan nama baru sekolah mereka.

Mandils, seorang Yahudi di Yugoslavia, memiliki sebuah studio fotografi di sana. Akibat invasi Jerman ke Yugoslavia pada tahun 1941, dia mencoba melarikan diri dengan surat-surat palsu, tapi dihentikan oleh tentara Jerman di sebuah stasiun kereta api yang meminta mereka untuk membuktikan bahwa mereka bukan orang Yahudi.

Keluarga dengan empat anggota itu  kemudian ditahan di sebuah penjara di Pristina, Yugoslavia, di mana Moshe menjalin persahabatan dengan tawanan Jerman dengan mengambil foto mereka.

Setelah melarikan diri dari pusat penahanan di Pristina, keluarga itu pindah ke Albania, dan Moshe membuka studio fotografi, selama perang dan pendudukan Jerman.  

Selama proses melarikan diri dari invasi Jerman ke Albania, keluarga Yahudi ini berpindah-pindah kota di mana si ayah bekerja magang oada studio fotografi. Di tempat itu, dia bertemu seorang Muslim berusia 17, Refik Veseli, yang berasal dari desanya di Kruje yang datang untuk belajar fotografi.

Akibat invasi Jerman  yang mendekat, Veseli mengundang keluarga Yahudi itu untuk pindah ke rumah orangtuanya di pegunungan.

Mereka menunggang keledai melalui jalur pegunungan dan bersembunyi di gua-gua dalam perjalanan panjang untuk menemukan perlindungan, di mana mereka tinggal di sana sampai 1944.

Keluarga Mandils juga selamat dari bom Nazi dan penggerebegan ke desa itu, atas bantuan keluarga Veseli.

Setelah anak Moshe, Gavra menulis kepada Yad Vashem tentang Veseli dan para Veselis, lembaga itu mengakui keluarga Muslim ini sebagai anggota “Righteous Among the Nations.”

Mengembalikan Mendali

Di sisi lain, ada peristiwa yang bertentangan. Pada awal tahun ini, seorang pria Belanda berusia 91 tahun menerima medali “Righteous Among  the Nations” karena melindungi seorang Yahudi dari Nazi, mengembalikan medali itu setelah enam kerabatnya tewas dalam serangan udara militer Israel dalam konflik Gaza pada bulan Juli dan Agustus.

F-16 Israel menembaki rumah Henk Zanoli yang besar di Gaza dan membunuh semua orang di dalamnya.

Zanoli, seorang pensiunan pengacara, mengembalikan medali disertai surat yang ditujukan kepada duta besar Israel di Den Haag.

"Hal ini saya lakukan dengan sangat sedih bahwa saya mengembalikan medali yang saya terima sebagai suatu kehormatan dan tanda penghargaan dari Negara Israel untuk usaha dan risiko yang diambil oleh ibu saya dan keluarganya dalam menyelamatkan kehidupan seorang anak laki-laki Yahudi selama pendudukan Jerman," kata Zanoli dalam surat itu.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home