Loading...
INDONESIA
Penulis: Ignatius Dwiana 19:50 WIB | Sabtu, 14 Desember 2013

SEJUK Umumkan Penerima Fellowship Peliputan Isu Keberagaman 2013

Tim juri berfoto bersama dengan para penerima Fellowship Peliputan Isu Keberagaman 2013. (Foto: Ignatius Dwiana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) bekerjasama dengan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) umumkan Penerima Fellowship Peliputan Isu Keberagaman 2013 di Jakarta pada Sabtu (14/12). Tujuan fellowship ini untuk mendorong jurnalis dan media massa lebih memberi perhatian terhadap isu kebebasan beragama dan berkeyakinan dengan menggunakan perspektif pluralisme, hak asasi manusia, dan gender.

Sebanyak delapan proposal terpilih menerima Fellowship Peliputan Isu Keberagaman. Kedelapan proposal itu masing-masing terdiri dari 3 kategori cetak, 2 kategori radio, 2 kategori televisi dan 1 kategori online.

Untuk kategori cetak yang terpilih antara lain kontributor Tempo Jawa Tengah Shinta Maharani, wartawan Harian Pontianak Post Heriyanto, dan Camelia Catharina Pasandaran dari koran The Jakarta Globe. Kontributor Tempo Jawa Tengah Shinta Maharani mengajukan proposal berjudul ‘Harmoni Keberagaman di Wonosobo, Jawa Tengah’ yang mengangkat peran kiai dan pendeta di Dusun Kaliputih, Wonosobo, dalam merajut kerukunan beragama.  Wartawan Harian Pontianak Post Heriyanto mengajukan proposal berjudul ‘Memotret Kehidupan Suku Dayak Uud Danum: Punahnya Agama Kaharingan di Kalimantan Barat’. Camelia Catharina Pasandaran dari koran The Jakarta Globe mengajukan proposal berjudul ‘Learning Religious Harmony from a Small Hamlet in Central Java’ yang mengangkat cerita mengenai kerukunan antara-umat Islam dan Kristen di dusun Petojo, Desa Tempur, Jepara, Jawa Tengah. 

Untuk kategori televisi yang terpilih antara lain Girindra Whardana dari Pro TV Semarang dan Mahfud Efendi dari Tempo TV.  Girindra Whardana dari Pro TV Semarang mengajukan proposal berjudul ‘Dilema Siswa Penganut Sedulur Sikep di Kudus, Jawa Tengah’. Sementara Mahfud Efendi dari Tempo TV mengajukan proposal berjudul ‘Pengungsi Ahmadiyah Terlantar di Negeri Sendiri’, yang mengangkat kisah mengenai penderita gangguan jiwa penganut Ahmadiyah di pengungsian Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Untuk kategori radio yang terpilih antara lain Pebriansyah Ariefana dari Kantor Berita Radio 68H dan Ariyanto dari Radio Solo Pos FM. Pebriansyah Ariefana mengajukan proposal berjudul ‘Intoleransi Menimpa Anak-anak’ yang mengisahkan tentang beratnya nasib anak-anak Ahmadiyah di Cianjur, Jawa Barat. Sementara Ariyanto dari Radio Solo Pos FM mengajukan proposal berjudul ‘Pesan Damai dari Lereng Bisma’ yang mengisahkan kehidupan warga Ahmadiyah di Dusun Sumber di Wonosobo serta peran pemerintah setempat dalam penanganan konflik antar-umat beragama.

Untuk kategori online yang terpilih adalah Andri Mardiansyah dari padangtoday.co.id yang mengajukan proposal berjudul ‘Susahnya Membangun Tempat Ibadah bagi Kaum Minoritas’.    

Fellowship liputan keberagaman ini telah berlangsung sejak Agustus-November 2013. Tim juri  terdiri dari pengamat media Ade Armando, wartawan senior TV Muchlis Ainur Rofik, Redaktur The Jakarta Post Ahmad (Alex) Junaidi, dan Muhammad Al-Hafiz dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI). Selain mempertimbangkan tema, dewan juri juga mempertimbangkan kelengkapan proposal yang diajukan, seperti daftar narasumber, data terkait isu, hingga  rencana alur peliputan.

Seluruh penerima fellowship Sabtu sore  menerima coaching dari dewan juri untuk mempertajam rencana liputannya. Selain itu para peraih fellowship berhak menerima reward masing-masing 10 juta Rupiah untuk kategori TV, dan 6 juta Rupiah untuk kategori cetak, radio, dan online. 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home