Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 18:18 WIB | Selasa, 03 Maret 2015

Senator: Setya Novanto dan Pendeta Tak Saling Memahami

Anggota DPD dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur Ibrahim Agustinus Medah. (Foto: Ist)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Senator asal Nusa Tenggara Timur Ibrahim Agustinus Medah mengatakan gereja tidak pernah menghalangi pembangunan ataupun investasi di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut dia, apa yang saat ini tengah hangat diperbincangkan terkait pernyataan Ketua DPR Setya Novanto kala menjadi pembicara kunci pada seminar dalam rangka ulang tahun Gereja Protestan di Indonesia, terjadi karena sejumlah pendeta tidak memahami makna sesungguhnya pernyataan politisi Partai Golkar itu.

“Sebagai orang gereja, setahu saya gereja tidak pernah menghalangi pembangunan ataupun investasi berlangsung di NTT.  Malah, sebagai bagian masyarakat, gereja senantiasa mendorong pembangunan dan investasi agar terwujud di NTT,” kata Ibrahim saat dihubungi satuharapan.com, di Jakarta, Selasa (3/3).

“Perdebatan dari pendeta dengan Ketua DPR kini terjadi karena sama-sama tidak memahami latar belakang pemikiran,” mantan Bupati Kupang dua periode itu menambahkan.

Meski begitu, ia membenarkan bahwa pembangunan dan investasi di NTT berlangsung lambat, terutama pada sektor pertambangan dan kehutanan. Menurut dia, pada kedua sektor tersebut pendeta ataupun gereja sering menyatakan ketidaksetujuan, karena menganggap itu merupakan sektor vital yang bila dieksploitasi terus-menerus bisa menimbulkan kerusakan alam.

“Pendeta dan gereja sering mengadakan seminar untuk membahas hal tersebut,” ujar dia.

Menurut Ibrahim, seharusnya Pemerintah Daerah NTT bisa melihat sektor usaha lain yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan, jangan hanya terpaku pada pertambangan dan kehutanan.

“Masih banyak sumber daya lain yang bisa mendatangkan investasi, misalnya perikanan, itu potensinya besar sekali untuk terus dieksploitasi,” tutur anggota DPD RI itu.

“Garam juga demikian, bahkan itu bisa menutupi impor garam kita yang terlalu besar,” dia menambahkan.

Sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan PGI Pendeta Andreas Anangguru Yewangoe mengkritik pernyataan Ketua DPR Setya Novanto tentang investasi di NTT. Menurut dia, pernyataan Ketua DPR RI Setya Novanto yang mengatakan “NTT jangan sampai tertinggal dengan daerah lain. Pasalnya letak NTT sangat strategis. Karena letaknya strategis sehingga saya minta pemerintah segera bergerak supaya airport segera dibangun. Banyak potensi di NTT dan semuanya bisa dikembangkan untuk kesejahteraan rakyat” di Kupang beberapa hari lalu, terlalu menyederhanakan persoalan.

Menurut Yewangoe, ada dua hal yang tidak dipahami Setya Novanto, yakni fungsi kritis gereja dan hakikat atau fungsi investasi yang bukan segala-galanya. Oleh karena itu, Yewangoe menekankan, “Saya imbau Ketua DPR supaya memahami dulu apa yang bakal disampaikan sehingga tidak terkesan tercabut dari akar, yakni rakyat. Tuhan memberkati Ketua DPR-RI,” kata mantan Ketua Umum PGI itu.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home