Sesi Ketiga Debat, Ahok: Relokasi Memanusiakan Manusia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dituding sebagai tukang gusur warga yang tinggal di bantaran sungai oleh dua pasangan calon pesaingnya, calon gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menepisnya. Ia menyatakan tak memiliki maksud selain ingin memanusiakan manusia melalui normalisasi sungai dan relokasi warga ke Rumah Susun (Rusun).
“Seolah-olah kami benci dan tidak suka orang miskin. Kami bukan menggusur, tapi merelokasi. Bagaimana cara membuat bantaran sungai kembali normal tanpa memindahkan warga yang tinggal di sekitarnya ke tempat yang layak? Tidak bisa,” ujar Ahok dalam Debat Terbuka Pilkada DKI, hari Jumat (13/1) malam.
Ahok menjelaskan, apabila membuat Jakarta tak banjir sekaligus membuat warga bantaran sungai mendapat kehidupan yang lebih layak yakni dengan cara relokasi dan pemberian jaminan hidup.
“Kami sediakan rusun bagi warga yang terkena relokasi. Itu yang dinamakan mendidik. Kita membantu warga sekaligus mendidik, tak hanya sekedar membantu,” ujar Ahok.
Djarot menambahkan, ke depan, tak ada satu pun warga Jakarta yang boleh lagi tinggal di bantaran sungai.
“Jakarta adalah Ibu Kota dimana warganya tidak boleh tinggal di bantaran dan kolong jembatan. Sunggguh tidak manusiawi membiarkan mereka berpuluh tahun tinggal secara tidak layak. Maka kami berkomitmen mengambil kebijakan yang manusiawi,” katanya.
Djarot menyebutkan, kebijakan itu seperti pemberian bantuan rumah susun berukuran 36 meter persegi yang disertai dengan subsidi, normalisasi sungai kurangi banjir, dan pembangunan RPTRA.
Pidato Penerima Nobel Perdamaian: Korban Mengenang Kengerian...
OSLO, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria Jepang berusia 92 tahun yang selamat dari pengeboman atom Amerika...