Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 14:25 WIB | Jumat, 20 November 2015

Siapa Teroris Abaaoud Menurut Teman dan Keluarga?

Kel;uarga Abaaoud Mendoakan Agar Dia tewas, Tapi Tak Menduga Hal itu Terjadi di Paris. Dia Dikenal Tukang Membuat Masalah Di Sekolah.
Abdelhamid Abaaoud. (Foto: dari Twitter)

PARIS, SATUHARAPAN.COM – Keluarga Abdelhamid Abaaoud, perancang serangan teroris di Paris pekan lalu, sebenarnya mendoakan agar dia tewas, dan pada hari Kamis (19/11) mereka menyatakan keinginan untuk melihat jenazahnya.

Abaaoud adalah perancang serangan teroris di Paris, dan diberitakan tewas dalam serangan polisi di wilayah pinggiran Paris, Prancis. Dia adalah pria keturunan Maroko dan menjadi warga negara Belgia.

Abaaoud, seperti diberitakan AFP, dikenal sebagai pengganggu di sekolah. Dia pernah satu kali dijatuhi pidana di pengadilan di Molebeek, distrik yang banyak dihuni imigran di Brussels. Setelah lulus sekolah dia menjadi militan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) terkemuka dan terkait dengan serangkaian penyerangan di Eropa.

Pria berusia 28 tahun asal Maroko itu disebutkan baru-baru ini membanggakan diri mampu menghindari pemeriksaan polisi di Eropa, dan mengejek otoritas Eropa yang akan dijadikan basis serangan NIIS.

Dampak dari tindakan Abaaoud disebutkan sangat mendalam pada keluarganya. Adiknya, Yasmina, mengatakan koran Belgia, Flemish, tahun lalu, "Kita hanya bisa berdoa bahwa dia benar-benar tewas," namun mereka keliru menduga bahwa dia akan dibunuh di Suriah.

Perdana Menteri Perancis, Manuel Valls, memuji kinerja polisi atas kematian "dalang"  serangan kejam pekan lalu itu. Kejaksaan Prancis mengatakan bahwa jasad Abaaoud telah diidentifikasi, di antara yang tewas dalam serangan hari Rabu di Saint Denis.

Sementara itu, sepupu perempuan Abaaoud juga dilaporkan ikut dalam jaringan teroris ini dan melakukan aksi bunuh diri.

Suka Mengejek Polisi

Di masa lalu, Abbaoud dikenal suka mengejek polisi, dan membual ketika melewati dekat sebuah pos pemeriksaan Eropa, ketika polisi tengah memeriksa foto dia.

"Kuffar (kafir) dibutakan oleh Allah. Aku bahkan dihentikan oleh seorang petugas yang bermaksud membandingkan (wajah) saya dengan foto, tapi dia membiarkan saya pergi, karena dia tidak melihat kemiripan!" kata Abaaoud pada majalah kelompok NIIS,  Dabiq.

"Ini hanyalah hadiah dari Allah," kata Abaaoud yang berpenampilan berjanggut, yang muncul dalam sebuah foto dengan memegang sebuah Al-Quran di satu tangan dan bendera hitam NIIS di tangan satunya di depan sebuah kendaraan buatan Amerika Serikat, Humvee.

Gambar lain menunjukkan dia tersenyum lebar, bergaya dengan mengenakan syal turban, topi wol atau topi militer, atau dia berpose dengan senjata atau bersama kawan.

Dia juga membual tentang upaya melarikan diri dari Eropa setelah polisi Belgia menembak mati dua rekan militan di kota Verviers, karena mereka gagal melakukan serangan terencana pada personil keamanan awal tahun ini.

"Nama dan gambar saya ada di seluruh berita, tetapi saya bisa tinggal di tanah air mereka, merencanakan operasi terhadap mereka, dan meninggalkan dengan aman ketika melakukan hal itu," katanya.

Rekan-rekannya mati, kata dia menambahkan, yang "diberkati dengan syahid. Itu adalah apa yang mereka inginkan begitu lama."

Bergabung dengan NIIS

Namun demikian, belum jelas sejak kapan Abaaoud kembali ke Eropa setelah bergabung dengan NIIS di Suriah, dan kemudian mengkoordinasikan serangan Paris.

Abaaoud pertama kali muncul di radar pasukan keamanan Belgia setelah penampilannya pada sebuah video NIIS. Dia tertawa saat mengendarai mobil dan menyeret mayat yang dimutilasi dengan kendaraan itu.

Namun, setelah serangan di Verviers, dan tak lama setelah serangan ke kantor majalah satir, Charlie Hebdo, pada bulan Januari di Paris, nama Abaaoud mulai tidak banyak beredar.

Pada bulan Februari, Abaaoud dilaporkan bahwa dia pada satu waktu untuk berada di Yunani. Dia mengaku bertanggung jawab atas pernaca serangan terhadap petugas polisi dan mengatakan dia telah bergabung NIIS di Suriah.

Abaaoud, tinggal di Molenbeek, sebuah distrik Brussels yang kotor dan dijuluki sebagai sarang ekstrimis. Dia pernah dijatuhu hukuman 20 tahun penjara dalam pengadilan in absentia pada bulan Juli, karena terbukti menjalankan jaringan untuk merekrut jihadis ke Suriah.

Memalukan Keluarga

Dia lahir di Molenbeek pada tahun 1987, dari keluarga de guerre Abou Omar Soussi, keluarga di wilayah barat daya Maroko, dan Abou Omar al-Baljiki yang berarti Abou Omar dari Belgia.

"Dia adalah seorang yang agak brengsek," kenang seorang mantan teman sekelasnya di Brussels yang mengatakan kepada surat kabar Belgia, La Derniere Heure. Abaaoud sering melecehkan sesama murid dan guru, dan juga bermasalah karena mencuri dompet.

Abaaoud mengenal Salah Abdeslam (salah sartu pelaku serangan teror di Paris), yang juga berasal dari Molenbeek. Nama dia muncul di file polisi Belgia terikait saudara Abdeslam, Brahim, yang meledakkan dirinya di luar sebuah bar di Paris.

Setelah sel di Verviers pecah, ayah Abaaoud mengatakan bahwa anaknya telah menghancurkan hidup mereka.

Keluarganya merasa ngeri ketika pada tahun 2014 Abelhamid yakin adiknya, Younes, yang berusia 13 tahun, bergabung dengan Abaaoud di Suriah. Younes kemudian dijuluki sebagai "jihadis termuda di dunia" oleh beberapa surat kabar.

"Kenapa atas nama Tuhan, dia ingin membunuh orang Belgia tidak bersalah? Keluarga kami berutang segalanya untuk negara ini," kata Omar Abaaoud, yang keluarganya pindah ke Belgia pada 40 tahun yang lalu dari Maroko.

"Abdelhamid telah membawa malu keluarga. Hidup kami telah hancur... Saya tidak pernah ingin melihatnya lagi," kata dia.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home