Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 07:44 WIB | Sabtu, 13 Juli 2019

Siapakah Sesamanya?

Orang Samaria yang Murah Hati (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – ”Dan siapakah sesamaku manusia?” (Luk. 10:29). Inilah pertanyaan ahli Taurat itu kepada Yesus. Dia bertanya bukan karena ingin tahu lebih dalam. Mungkin dia merasa tidak enak hati karena telah mengajukan pertanyaan yang ternyata bisa dijawabnya sendiri dengan tepat.

Ketika dia lanjut bertanya, Sang Guru bercerita tentang seseorang yang baru pulang dari Yerusalem menuju Yerikho.

Mengapa kota yang diambil Yerusalem? Yesus agaknya sengaja menampilkan Yerusalem agar terasa dekat dengan si penanya. Bisa jadi Yesus ingin ahli Taurat itu mengidentifikasi dirinya dengan korban perampokan itu, yang diabaikan imam dan orang Lewi, namun diperhatikan seorang Samaria.

Menarik disimak, Yesus dalam kisah ini memakai kata ”kebetulan”. Dalam dunia manusia memang ada kejadian yang sengaja dan tidak disengaja. Ada yang direncanakan, ada pula yang tidak direncanakan manusia.

Namun, dalam dunia Allah tidak ada yang kebetulan karena Allah mengizinkan sesuatu terjadi dalam hidup manusia. Imam, orang Lewi, dan orang Samaria itu diizinkan Allah untuk sama-sama melihat peristiwa itu. Bedanya: hanya satu orang yang tergerak hatinya oleh belas kasihan.

Di akhir cerita—ini memang kepiawaian Sang Guru—Yesus ganti bertanya, ”Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” (Luk. 10:36).

Ahli Taurat itu bertanya, ”Siapakah sesamaku?” Akan tetapi, Yesus bertanya, ”Siapakah sesamanya?” Jadi, pertanyaannya bukanlah siapakah sesamaku manusia, tetapi siapakah sesama dari orang malang itu?

Ahli Taurat itu diajak untuk mengubah”Siapakah sesamaku?” menjadi ”Siapakah sesama orang tersebut? Akukah?” Ahli Taurat itu diajak untuk melakukan pemeriksaan diri.

Kita—orang percaya abad XXI—juga diajak Tuhan untuk melakukan permeriksaan diri. Kita—atas seizin Tuhan—akan  menyaksikan banyak peristiwa mengenaskan yang menimpa orang lain. Dan pertanyaan-Nya masih sama: ”Siapakah sesama orang lain itu?” Dan perintah-Nya pun masih tetap sama: ”Pergilah dan perbuatlah demikian!” (Luk. 10:37).

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home