Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 11:26 WIB | Senin, 17 Maret 2014

Siti Rofiah Berdayakan Perempuan di NTT Lebih Mandiri

Siti Rofiah. (Foto: Diah A.R)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Siti  Rofiah adalah salah satu perempuan dalam Tujuh Perempuan Pejuang Pangan yang berasal dari Lewoleba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebagai perempuan, dia ingin memberdayakan ibu-ibu di kampungnya agar lebih mandiri dan tidak selalu bergantung hidup kepada bantuan dari pemerintah.

“Saya melihat situasi sekarang, susah untuk mendapatkan sesuatu. Dengan adanya bantuan dari pemerintah itu membatasi kita untuk berusaha dan berkembang,” kata dia kepada satuharapan.com, Minggu (16/3). “Ternyata, saya pikir mau sampai kapan kita bergantung kepada bantuan pemerintah? Dengan bantuan itu malah membuat masyarakat menjadi malas. Sebaiknya, kita kelola saja apa yang ada di sekitar kita untuk dijadikan usaha yang akhirnya dapat menambah penghasilan bagi keluarga.”

Perempuan yang menolak raskin (beras miskin) secara tegas itu mengatakan bahwa langkah yang dia ambil bukan dengan tanpa alasan. Melainkan benar-benar melalui perhitungan, oleh karena itu dia mendorong perempuan di daerahnya untuk berkreasi dengan mengolah lingkungan dan menjadikan itu sebagai salah satu usaha yang bisa membuat masyarakat menjadi mandiri dan tidak malas.

Awalnya, banyak yang menganggap apa yang dia kerjakan saat itu dalam upaya untuk mengejar kepentingannya sendiri. “Sebenarnya apa yang saya kerjakan dalam organisasi ini adalah agar anak-anak mereka bisa sekolah. Jangan tinggalkan pendidikan. Kalau anak-anak tidak sekolah, bagaimana dengan nasib keluarga itu ke depan? Mereka akan tetap miskin dan tidak berkembang.”

Dengan organisasi yang dia kelola, Siti Rofiah mampu menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang sarjana. Hal inilah yang menjadi pembuktian dirinya kepada orang-orang yang memandang rendah organisasinya. Akhirnya, banyak keluarga yang melihat keberhasilannya dalam mengolah lingkungan dan membuat mereka mau bergabung.

Dalam perjuangannya memberdayakan perempuan, Siti Rofiah juga menerima teror melalui pesan singkat dan telepon. Namun, hal itu tidak menyurutkan langkahnya untuk membantu ibu-ibu keluar dari kemiskinan.

Perkembangan Organisasi

Siti Rofiah juga menceritakan bahwa perkembangan nyata akan organisasi ini adalah sampai saat ini, setiap kelompok sudah memiliki kebun sendiri. Lahan yang dulu tidak digunakan, saat ini sudah mulai ditanami. Bahkan beberapa kelompok memintanya untuk memberikan sosialisasi dari desa ke desa.

Berharap kepada Pemerintah

Siti Rofiah juga menyarankan kepada pemerintah untuk menghentikan pasokan pangan dari luar daerah dan membantu organisasi yang ada di daerah supaya lebih maju dengan memberikan alat-alat pertanian yang lebih memadai.

Pemerintah daerah ikut mendukung organisasi ini untuk maju. Mereka menyarankan organisasi ini untuk membuat proposal terlebih dahulu agar bisa dikaji dan direalisasikan. Namun, sayangnya sampai saat ini proposal tersebut belum dibuat karena keterbatasan waktu.

Tahun Politik 2014

Berkaitan dengan tahun politik 2014 ini, Siti Rofiah menyatakan ketidakyakinannya terhadap caleg-caleg yang akan datang. Dia menyatakan bahwa janji manis caleg tersebut hanya di awal saja. Namun, pada kenyataannya masih belum bisa dibuktikan dengan kinerja mereka. Hal ini bisa dilihat kepada legislator di periode lalu.

Dia berharap kepada caleg yang baru agar bisa benar-benar membantu mereka dalam hal dukungan dan dana supaya organisasi yang dia pimpin bisa lebih berkembang dan melahirkan generasi yang lebih mandiri.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home