Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 14:19 WIB | Senin, 28 Maret 2016

Situs Warisan Dunia Kota Palmyra Kembali ke Tangan Suriah

Situs Warisan Dunia Kota Palmyra Kembali ke Tangan Suriah
Tentara Belgia bermain sepak bola di kota kuno Palmyra setelah mereka berhasil merebut kembali situs warisan Dunia itu dari kelompok ISIS pada 27 Maret 2016. AFP PHOTO/Stringer
Situs Warisan Dunia Kota Palmyra Kembali ke Tangan Suriah
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menggelar konferensi pers gabungan dengan kepala Bank Dunia dan ketua Islamic Development Bank di sebuah hotel di Beirut, 25 Maret 2016. Ban mendesak penghentian perang dan kekerasan di Suriah dan kawasan, saat dia mengakhiri kunjungan di Lebanon selama dua hari. AFP PHOTO/Anwar Amro
Situs Warisan Dunia Kota Palmyra Kembali ke Tangan Suriah
Utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura (kanan) tampak bersama para stafnya pada pertemuan pembukaan dengan perwakilan Pemerintah Suriah, dalam putaran perundingan pembicaraan damai Suriah di Kantor PBB di Jenewa pada 24 Maret 2016. Fabrice Coffrini/Pool/AFP PHOTO

SURIAH, SATUHARAPAN.COM – Pasukan propemerintah Suriah untuk pertama kalinya memasuki Kota Palmyra, setelah hampir setahun, pada hari Minggu (27/3), dalam kondisi cemas akan kemungkinan kota yang memiliki situs bersejarah tersebut hancur untuk selamanya.

Dibantu dengan serangan dari darat dan udara pasukan Rusia, tentara Suriah bergerak maju di kota gurun pada hari Minggu pagi dengan mengusir kelompok Islamic State of Iraq and Syam (ISIS). Kelompok ekstremis Sunni tersebut menghancurkan beberapa artefak paling ikonik Palmyra, termasuk Kuil Bel dan Arch of Triumph.

“Kami sangat takut, kami akan memasuki reruntuhan dan melihat kota itu hancur total,” kata seorang tentara Suriah yang tidak ingin disebutkan namanya di pinggiran Kota Palmyra. “Kami takut melihatnya, tetapi ketika kami masuk dan melihatnya, sangat lega,” dia menambahkan. 

Sebagian besar kota tua Palmyra, termasuk Agora dan teater Romawi terkenal itu, tampaknya selamat dari kehancuran atas cengkeraman ISIS yang berlangsung selama hampir 10 bulan di kota itu. Tentara Suriah, milisi propemerintah dan pasukan Rusia berjalan di antara reruntuhan dengan kekaguman, tidak percaya karena wilayah itu masih utuh. Mereka berjalan perlahan karena takut masih ada bom atau ranjau yang ditinggalkan ISIS, tetapi mereka terlihat sangat gembira dan lega. (Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home