Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 20:10 WIB | Kamis, 25 Juni 2020

SMRC: 76 Persen Warga RI Akui Pendapatannya Merosot

Ilustrasi - Pekerja menyelesaikan pengolahan dan pembuatan makanan keripik singkong kemasan di Bogor, Jawa Barat, Selasa (22/5). (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan bahwa sebanyak 76 persen masyarakat mengakui pendapatan rumah tangganya merosot setelah adanya pandemi Covid-19 yang mulai melanda Indonesia sejak awal Maret lalu.

Survei dilakukan melalui wawancara per telepon pada 1.978 responden di seluruh Indonesia (dengan margin of error 2,2 persen) sejak April 2020 dan terakhir dilakukan pada periode 18-20 Juni 2020.

"Sekarang ini 76 persen mengatakan pendapatan rumah tangga menurun dibandingkan sebelum ada wabah Covid-19," kata Direktur Komunikasi SMRC Ade Armando dalam rilis survei SMRC dan webinar bertajuk "Kondisi Ekonomi Masa Covid-19 dan Respons Kebijakan: Opini Publik Nasional", Kamis (25/6).

Ade menjelaskan pada Maret, masyarakat menyatakan pendapatannya masih tetap. Namun, hingga Juni ini, yang mengaku pendapatannya tetap kini hanya bersisa 19 persen.

Survei tersebut juga menanyakan responden terkait keadaan ekonomi rumah tangga setelah wabah Covid-19 berakhir. Hasil survei menunjukkan sekitar 46 persen warga menilai kondisi ekonomi rumah tangganya akan lebih baik setelah wabah Covid-19 berakhir, sementara yang menilai menjadi lebih buruk atau tidak ada perubahan sebanyak 45 persen.

"Jadi ada harapan kondisi ekonomi rumah tangga membaik kalau wabah Covid-19 berakhir," katanya.

Sementara itu, ada 44 persen responden yang optimistis ekonomi rumah tangga tahun depan lebih baik atau jauh lebih baik dibanding sekarang. Sedangkan yang menilai akan lebih buruk atau jauh lebih buruk sekitar 23 persen, sementara yang mengatakan tidak ada perubahan 18 persen.

Ada pun mayoritas warga, yakni sekitar 85 persen, menilai kondisi ekonomi nasional sekarang lebih buruk atau jauh lebih buruk dibanding tahun lalu.

"Tapi kondisi Juni ini (85 persen yang menilai lebih buruk ini) sudah berubah dari Mei yang saat itu 92 persen rakyat Indonesia katakan kondisi ekonomi nasional buruk. Ada gejala orang lebih optimistis Juni," katanya.

Survei juga mengungkap respon masyarakat atas keadaan ekonomi nasional setahun ke depan, di mana hanya 34 persen warga yang menilai kondisi ekonomi nasional tahun depan akan lebih baik dari sekarang.

"Yang mengatakan lebih baik ada sekitar 34 persen. Meski itu lebih tinggi dari yang bilang lebih buruk yaitu 27 persen. Lebih tinggi pula dari yang bilang tidak ada perubahan sebesar 20 persen," katanya. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home