Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 14:10 WIB | Senin, 27 Januari 2014

Snowden: Intelijen AS Memata-matai Perusahaan Jerman

Edward Snowden. (Foto: Ist)

MOSCOW, SATUHARAPAN.COM – Pembocor kegiatan intelijen dari Amerika Serikat, Edward Snowden, mengatakan bahwa intelijen AS terlibat memata-matai industri, termasuk perusahaan-perusahaan besar Jerman.

Snowden adalah mantan kontraktor yang bekerja pada Badan Keamanan Nasional (National Security Agency /NSA) AS, dan melarikan diri ke Hong Kong, kemudian mendapatkan suaka sementara di Rusia. Dia membocorkan kegiatan intelijen NSA terhadap sejumlah negara.

Tentang kegiatan intelijen AS memata-matai perusahaan, Snowden mengatakan dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi publik di Jerman, ARD, yang disiarkan pada hari Minggu (26/1) malam.

Dalam wawancara itu Snowden mengatakan bahwa NSA memata-matai perusahaan-perusahaan besar Jerman, meskipun informasi yang diperoleh tidak berhubungan dengan kebutuhan keamanan.

Dia mengatakan dalam referensi untuk perusahaan teknik Jerman, Siemens, bahwa NSA menjamin data tentang perusahaan itu yang mereka anggap bermanfaat bagi kepentingan nasional.

Mengacu pada komentar yang dibuat oleh pejabat  Washington yang tidak disebutkan namanya di situs BuzzFeed, dalam laporan yang diterbitkan awal bulan ini, Snowden kembali terkejut dan khawatir bahwa para pejabat AS berniat membunuhnya.

Jaksa Agung AS, Eric Holder,  mengisyaratkan bahwa Washington siap untuk membawa Snowden kembali ke Amerika Serikat dengan persyaratan yang dinegosiasikan.

Wawancara Snowden itu  untuk pertama dilakukan dari Rusia di sebuah hotel di Moskow pada Kamis. Snowden (30 tahun) tinggal di Rusia sejak musim panas lalu setelah melarikan diri dari Amerika Serikat. Dia mendapat suaka untuk setidaknya satu tahun.

Dia menghadapi tuduhan spionase di Amerika Serikat karena membocorkan data tentang praktik pengawasan oleh pemerintah AS.

Erick Holder tahun lalu mengatakan dalam sebuah surat kepada pemerintah Rusia bahwa Snowden tidak akan menghadapi penganiayaan fisik atau hukuman mati setelah kembali ke negara asalnya. Namun para pejabat AS tidak tersedia  mengomentari hal itu. (ria.ru)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home