Loading...
INDONESIA
Penulis: Eben Ezer Siadari 11:42 WIB | Minggu, 19 Oktober 2014

Soal Rini Soemarno, Suara Relawan Jokowi Pecah

Rini Soemarno bersama Jokowi, Jusuf Kalla dan anggota Tim Transisi lainnya di rumah transisi, Jalan Situbondo, Jakarta, Senin (15/9). (Foto: Elvis Sendouw)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM -  Suara pendukung Joko Widodo di dunia maya terpecah menanggapi beredarnya informasi bakal diangkatnya Rini Soemarno sebagai menteri BUMN.

Ketika gerakan untuk mendukung Ketua Tim Transisi Jokowi ini mulai tampak, penolakan juga muncul justru dari kalangan dalam sendiri. Alasan yanga dikemukakan adalah rekam jejak mantan eksekutif Astra International itu yang tidak pernah berhasil menjalankan usaha sendiri.

Akun @PartaiSocmed, salah satu akun relawan Jokowi yang terkemuka, jelas-jelas menunjukkan nada kritis terhadap bakal ditetapkannya Rini sebagai menteri.

"Heran ya orang-orang kok kagum sama Rini dan mengira dia hebat. Tak sadar kalau Astra salah pengelolaan sehingga harus masuk pasien BPPN," demikian bunyi salah satu tweet akun @PartaiSocmed yang memiliki follower 71.800.

"Setelah keluar dari Astra berkali-kali bikin usaha sendiri. Hasilnya, gatot dan semua bangkrut! Lalu dimana nilai plusnya?," tanya dia.

"Semoga ekonomi Indonesia tidak seperti Astra Internasional yang jadi pasien BPPN karena debt leverage yang tinggi dan utang mata uang asing tanpa hedging," demikian lanjutan tweet tersebut.

Kicauan kritis ini  segera mendapat banyak sanggahan. Rudy Valinka, salah seorang relawan Jokowi yang selama masa kampanye Pilpres termasuk yang terdepan membela Jokowi, menganggap tudingan terhadap Rini keterlaluan. "Maaf nih Bro,  terpaksa gue harus komen.... menurut gue level ente sudah lebay sangat.. sampai orang baik pun ente fitnah tanpa data," kicau Rudy Valinka lewat akun twitternya, @kurawa yang memiliki 91.500 follower.

"Gue pernah jadi anak buahnya Bu Rini di Astra, gue paham gimana kondisi Astra saat itu jadi 1000% gue jamin dia benar," lanjutnya lagi.

Rudi Valinka menantang bertaruh pihak yang dianggapnya telah memfitnah Rini itu untuk beradu membeberkan bukti-bukti tentang klaim masing-masing.

"Sudah Med, (maksudnya @PartaiSocmed, Red), ente mending Googling dulu "rini soemarno" setelah ketemu beberapa source lalu minta maaf saja cukup sekali," lanjut Rudi Valinka.

Reinhard Manurung, relawan Jokowi lainnya, juga menganggap tudingan terhadap Rini tidak berdasarkan fakta.  "Nih akun paling pintar, merasa lebih pintar daripada Pak Jokowi," kicau Reinhard  "Semua juga tahu koq min, kalo situ lagi cari panggung sendiri. Tul gak?" lanjut Reinhard, menuduh PartaiSocmed sedang mencari perhatian.

Munculnya nama Rini sebagai menteri BUMN bermula dari pernyataan Wasekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Kepada kantor berita Reuters, Hasto mengatakan Rini calon kuat untuk terpilih jadi menteri BUMN. "Rini Soemarno punya banyak pengalaman mengendalikan perusahaan. Kepemimpinan Rini di BUMN akan membuat pemerintah punya pasukan khusus untuk mempercepat perkembangan ekonomi, termasuk pengembangan infrastruktur dan penguatan BUMN," kata Hasto dalam berita yang ditulis Reuters (18/10).

Namun belakangan Hasto mengklarifikasi pernyataan tersebut. Ia mengatakan penyebutan nama Rini sebagai salah satu calon menteri merupakan cara untuk menunjukkan bukti besarnya dukungan masyarakat terhadap Jokowi-JK.

Rini Soemarno adalah mantan menteri perindustrian dan perdagangan di Kabinet Megawati. Dahulu ia lebih sering memakai nama Rini M. Suwandi, menyandang nama belakang suaminya yang kini telah bercerai. Di Grup Astra, ia berkarier mulai dari menjadi GM Divisi Finansial pada tahun 1989. Selanjutnya kariernya melesat hingga pada 1990-1998  menjadi direktur keuangan Astra Internasional. Pada tahun 1998 ia menjadi Wakil Ketua BPPN dan pada tahun yang sama menjadi Presiden Direktur PT Astra Internasional hingga tahun 2000.

Ia pernah mendirikan sejumlah usaha, antara lain PT Semesta Citra Motorindo dan PT Kanzen Motor Indonesia. Namun kedua usaha ini tampaknya tidak terlalu sukses.

Rini Soemarno lahir di Maryland, Kanada tahun 1958 Ayahnya merupakan salah satu menteri di era Soekarno dalam Kabinet Dwikora II.  Kakaknya, Ari H. Soemarno pernah menjadi Dirut PT Pertamina (Persero) sementara kakaknya yang lain, Ongki P. Soemarno pernah menjadi presiden direktur PT Humpuss, perusahaan milik putra Soeharto, Hutomo Mandala Putra.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home