Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben E. Siadari 07:44 WIB | Kamis, 17 Desember 2015

Suku Bunga The Fed Naik Jadi 0,5 Persen

Ketua The Federal Reserve, AS, Janet Yellen (Foto: blogs.wsj.com)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Bank Sentral AS atau The Federal Reserve pada hari Rabu (Kamis pagi WIB) mengumumkan kenaikan suku bunga pertama dalam lebih dari sembilan tahun, sebuah peristiwa penting yang menandakan AS telah mengakhiri langkah luar biasa untuk mengatasi krisis 2008.

The Fed  menaikkan suku bunga acuan federal funds, yang dikunci dekat nol sejak apa yang disebut sebagai Resesi Besar, seperempat poin menjadi 0,25-0,50 persen. Bank Sentral itu mengatakan ekonomi sedang tumbuh pada kecepatan moderat dan akan menjadi lebih cepat pada tahun depan.

Langkah itu telah secara luas diperkirakan, menandai akhir dari sebuah era di mana The Fed menyuntikkan triliunan dolar murah ke dalam ekonomi AS untuk memicu apa yang ternyata menjadi pemulihan sangat panjang.

Langkah ini memulai apa yang akan menjadi serangkaian kenaikan suku bunga lambat yang oleh Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), dewan kebijakan The Fed, janjikan akan "bertahap" dan mengikuti laju perekonomian.

Pada saat yang sama,  FOMC meramalkan bahwa tingkat suku bunga di sekitar 1,4 persen pada akhir 2016, menunjukkan lebih dari tiga atau empat kenaikan akan dilalui pada tahun depan.

Pengumuman The Fed mendorong saham-saham AS sedikit lebih tinggi -- S & P 500 naik 0,5 persen -- dan dolar menjadi 1,0969 dolar per euro dalam 30 menit setelah pengumuman.

Langkah menaikkan suku buka juga titik penting dalam dua tahun jabatan Ketua The Fed Janet Yellen, yang mewarisi kebijakan uang longgar dari pendahulunya Ben Bernanke dengan mandat untuk kembali ke pijakan kebijakan moneter yang normal segera setelah ekonomi cukup kuat untuk melakukannya.

Dalam beberapa bulan terakhir beberapa dari anggota FOMC telah menunjukkan keengganan untuk mendukung peningkatan (suku bunga), karena, bahkan Yellen sendiri mengakui awal bulan ini, masih ada pelambatan signifikan di pasar tenaga kerja dan inflasi masih sangat lemah.

Mengingat situasi itu, beberapa ekonom luar terkemuka seperti Larry Summers dan Paul Krugman telah mempertanyakan mengapa The Fed perlu bergerak sekarang.

Tapi, dalam sebuah kejutan kecil, FOMC mendukung untuk keputusan suku bunga dengan suara bulat, dan pernyataan komite menunjuk ke perbaikan yang "cukup besar" dalam satu tahun terakhir di pasar tenaga kerja, dan mengatakan pihaknya "cukup yakin bahwa inflasi akan naik, dalam jangka menengah, ke targetnya dua persen."

FOMC memutuskan untuk menaikkan suku bunga "mengingat prospek ekonomi, dan mengakui waktunya dibutuhkan untuk tindakan kebijakan gunak mempengaruhi hasil-hasil ekonomi di masa mendatang."

Sementara itu hanya diterapkan untuk pinjaman sangat jangka pendek antar bank, suku bunga fed funds menetapkan dasar untuk suku bunga jangka panjang di seluruh sistem keuangan global.

Kenaikan suku bunga itu berarti meningkatnya biaya pinjaman untuk semua orang dari pemerintah-pemerintah dan perusahaan-perusahaan luar negeri ke dalam negeri dan pembeli mobil, sementara juga menguntungkan para penabung di rekening-rekening bank mereka.

Jim O`Sullivan, kepala ekonom di High Frequency Economics, mengatakan ia memperkirakan suku bunga masih akan naik lebih cepat dari yang Fed menyatakan.

"Normalisasi akhirnya dimulai tetapi para pejabat terus mengindikasikan bahwa mereka berharap prosesnya akan berlangsung secara bertahap," katanya dalam sebuah catatan klien.

"Kami tetap skeptis bahwa kecepatannya akan menjadi seperti bertahap seperti yang dinyatakan, terutama karena kami memperkirakan tingkat pengangguran tetap jatuh, akhirnya mengarah ke lebih banyak tekanan ke atas pada inflasi." (bd)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home