Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 20:15 WIB | Senin, 16 Februari 2015

Sutan Harhara: Kasus Sepakbola Gajah Aib di Olahraga Indonesia

Sutan Harhara (topi hitam) saat mengucapkan selamat bertanding kepada M3S dan Metro Depok yang bertanding di final Aqua Danone 2015. (Foto: Prasasta Widiadi)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Mantan  pelatih dan pesepakbola legendaris  Indonesia Sutan Harhara menilai bahwa kasus pengaturan skor (sepakbola sabun) antara Persatuan Sepakbola Sleman (PSS) melawan Persatuan Sepakbola Indonesia Semarang (PSIS)  beberapa waktu lalu merupakan aib dalam sepakbola Indonesia.

“Saya  tidak menyetujui hal itu (sepakbola sabun PSS vs PSIS) dalam persepakbolaan kita, karena itu  merupakan aib dalam sepakbola kita dan ini harus dicegah dan diperbaiki,” kata Sutan kepada satuharapan.com, Minggu (15/2) di Stadion Ciracas, Jakarta Timur usai menghadiri final Aqua Danone Nations Cup 2015.  

Kasus PSS vs PSIS

Pertandingan  Divisi Utama antara Persatuan Sepakbola Sleman (PSS) dan Persatuan Sepakbola Indonesia Semarang (PSIS)  berlangsung pada  (26/10/2014), Pertandingan itu berakhir 3-2 untuk kemenangan PSS. Akan tetapi, lucunya, lima gol yang tercipta di dalam lapangan tersebut berasal dari gol bunuh diri yang dilakukan oleh pemain kedua tim.

Gol untuk PSS diciptakan oleh pemain-pemain PSIS, yakni Fadly Manan (90) dan Koemadi (90 dan 90+3). Sementara itu, gol PSIS dihasilkan oleh gol bunuh diri pemain PSS, Hermawan (86) dan Agus Setiawan (88).

Akibat kasus tersebut, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI mengeluarkan keputusan bahwa PSS dan PSIS  didiskualifikasi dari babak delapan besar Divisi Utama Liga Indonesia musim lalu. Keputusan itu dibuat Komdis setelah melakukan sidang terhadap kedua klub di Kantor PSSI, Jakarta, Selasa (28/10/2014).

Sutan berharap dengan adanya Menteri Pemuda dan Olahraga baru, Imam Nahrawi melahirkan kebijakan baru, khususnya kebijakan yang mendukung kemajuan  olahraga yang dianggap Sutan Harhara paling populer tersebut.

“Saya tahu beliau (Menpora, Imam Nahrawi), saya kenal beliau (Menpora, Imam Nahrawi)dan saya apresiasi ada niat baik dari beliau, tetapi saya belum memahami langkah pak imam lebih lanjut, mudah-mudahan positif,” kata Sutan.

Sutan mengharapkan ada komunikasi yang intens antaran Kemenpora dengan PSSI tentang sepakbola Indonesia.

“Saya lihat  ada itikad baik dari pak Imam (Menpora) dan itu pastinya akan direspons baik oleh PSSI, dan mudah mudahan persepakbolaan kita kembali ke rel yang benar dan juga menpora dan PSSI bisa sinergis,” Sutan mengakhiri pembicaraan. 

Pembentukan Tim 9

Beberapa waktu lalu, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di bawah kepemimpinan Imam Nahrawi mengumumkan pembentukan tim 9 guna mengevaluasi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).  Pengumuman Tim Sembilan itu disampaikan Menpora hanya dua hari menjelang kongres tahunan PSSI di Jakarta, pada Minggu (4/1). Akan tetapi saat Konggres Tahunan PSSI pada awal Januari 2015 tersebut Menpora, Imam Nahrawi malah tidak hadir. Imam menjelaskan, kala itu, pembentukan Tim Sembilan oleh pemerintah bukan untuk membekukan PSSI, namun semata-mata hanya untuk menaikkan prestasi pesepakbola. 

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home