Loading...
BUDAYA
Penulis: Sotyati 14:11 WIB | Senin, 03 Februari 2014

Sutradara Ternama Brasil Eduardo Coutinho Tewas

Eduardo Coutinho. (Foto: dari hollywoodreporter.com)

RIO DE JANEIRO, SATUHARAPAN.COM - Sutradara film ternama asal Brasil Eduardo Coutinho (80) tewas pada Minggu (2/2) di rumahnya di Rio de Janeiro, lapor televisi Brasil.

Laporan awal menyebutkan putra Coutinho, Daniel (41), yang menderita gangguan jiwa, menusuk ayahnya hingga tewas. Istri Coutinho, Maria das Dores Coutinho (62), tak luput dari serangan anak laki-lakinya itu. Dalam keadaan terluka parah ia bisa menyelamatkan diri mengunci diri di kamar mandi.  

Daniel Coutinho sendiri sempat melukai diri sendiri sesudah kejadian itu. Ia dan ibunya kini sedang menjalani perawatan di rumah sakit.  

Polisi yang menangani kejadian itu dalam konferensi pers menyatakan Daniel sempat mengetuk rumah tetangga, mengatakan sudah berhasil “membebaskan ayahnya”.   

“Ia mengakui perbuatannya. Ia mengetuk rumah tetangga, tetapi bicaranya tidak jelas,” kata Rivaldo Barbosa, dari kepolisian yang menangani kasus-kasus bunuh diri, dalam konferensi pers, seperti dikutip hollywoodreporter.com.

Sesudah mengetuk pintu rumah tetangga, ia kembali ke rumah, dan menunggu kedatangan ambulans.

 

Empat Dekade

Eduardo Coutinho, seperti bisa dibaca di wikipedia.org, dikenal juga sebagai penulis skenario, produser film, dan aktor selain sutradara.  Salah satu karya terbaik sutradara kelahiran Sao Paulo itu adalah drama ABC do Amor pada 1967, yang disutradarai bersama Rodolfo Kuhn, sutradara asal Argentina.

Film tersebut bersaing di Berlin International Film Festival ke-17, ajang yang mengantarnya mendapat nominasi Golden Bear.

Coutinho, lulusan Institut des Hautes Etudes Cinematographiques, yang belum lama mendapat undangan dari Academy of Motion Picture Arts and Sciences di Amerika, juga dikenal sebagai sutradara film dokumenter.

Sepanjang kariernya yang terentang empat dekade, ia melahirkan lebih dari 20 film. Di antaranya, yang terkenal,  Songs, Edificio Master, The Mighty Spirit, Twenty Years Later, Babilonia 2000, Playing.

Penghargaan-penghargaan prestisius mengokohkan keberadaannya sebagai sutradara papan atas.

Satu angan-angan Coutinho yang belum terlaksana adalah membuat film dokumenter tentang protes melawan korupsi pada 2013, sepakbola Piala Dunia, dan layanan untuk masyarakat miskin. (AFP/Ant/hollywoodreporter.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home